SOLOPOS.COM - Ilustrasi investasi. (Dok. JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar optimistis target investasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) senilai Rp10 triliun sejak 2018 dapat tercapai.

Target tersebut dicapai dalam lima tahun hingga 2023 atau per tahunnya Rp2 triliun. “Target lima tahun dalam RPJMD mulai 2018 hingga 2023 sekitar Rp10 triliun. Sehingga per tahunnya target diplot sekitar Rp2 triliun. Kami optimistis target tersebut akan tercapai,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karanganyar, Timotius Suryadi, melalui Sekretaris DPMPTSP, Hendro Prayitno, Rabu (4/1/2023).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Untuk mencapai target tersebut, ada beberapa upaya yang dilakukan. Di antaranya mempermudah pengurusan perizinan bagi calon investor serta proaktif dalam pelayanan. Selain itu, Pemkab berupaya terus meningkatkan komitmen untuk mendukung masuknya investasi ke Karanganyar.

Seperti diberitakan, realisasi investasi di Kabupaten Karanganyar 2022 hingga triwulan III mencapai Rp3,619 triliun atau telah melampaui target. Investasi paling besar disokong sektor perdagangan dan reparasi sebesar 19,38%.

Data DPMPTSP Karanganyar, target investasi Kabupaten Karanganyar 2022 Rp3,244 triliun. Target tersebut terdiri atas target investasi RPJMD senilai Rp2,024 triliun dan target investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) senilai Rp1,227 triliun.

Sedangkan total realisasi investasi yang diraih Kabupaten Karanganyar hingga triwulan ketiga tahun ini senilai Rp3.619 triliun. Capaian realisasi tersebut terdiri atas nilai investasi Usaha Mikro dan Kecil (UMK) senilai Rp353 miliar, non-UMK atau menengah dan besar senilai Rp2,351 triliun, serta Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) senilai Rp913 miliar.

Timotius Suryadi mengatakan ada lima sektor terbesar penyokong investasi. “Ada lima sektor terbesar penyokong investasi tersebut yaitu perdagangan dan reparasi sebesar 19,38%; industri makanan 11,22%; perumahan dan kawasan industri 10,34%; industri tekstil 9,48%; dan industri kimia dan farmasi 9,55%,” ujar dia, Sabtu (12/11/2022).

Ada beberapa faktor yang dinilainya menjadi pemicu realisasi tersebut. Di antaranya kemudahan pelayanan perizinan dan realisasi investasi yang tertunda akibat pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya