SOLOPOS.COM - Anggota Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Dukuh Klile, Desa Karangasem, Kabupaten Sukoharjo menyiapkan jamu di kawasan Embung Guung Pegat, Jumat (26/5/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Memperingati Hari Jamu Nasional ke-15, Pemkab Sukoharjo menggelar Gowes Forkopimda bersama kepala organisasi perangkat daerah (OPD) se Kabupaten Sukoharjo pada Jumat (26/5/2023) pagi. Acara tersebut diawali dengan minum jamu bersama di Kantor Desa Malangan, Bulu, Sukoharjo.

Tema peringatan Hari Jami Nasional kali ini adalah Budayakan Minum Jamu Menuju Indonesia Sehat. Hari Jamu yang dicetuskan di Istana Negara Pada 27 Mei 2008 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi penanda jamu sebagai warisan asli budaya Indonesia bisa mendunia.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani, saat ditemui dalam garis finis di Embung Gunung Pegat, Desa Karangasem, Kecamatan Bulu mengatakan peringatan Hari Jamu merupakan salah satu upaya untuk melestarikan budaya Leluhur. Ini juga sebagai upaya memasyarakatkan sekaligus memperkuat jamu sebagai Ikon Kabupaten Sukoharjo.

“Melalui Gerakan Minum Jamu yang dilakukan di OPD diharapkan dapat memberi contoh kepada masyarakat agar dapat membudayakan minum jamu,” ujar Bupati Etik.

Pemkab Sukoharjo juga terus menyosialisasikan gerakan menanam tanaman obat herbal kepada masyarakat sekaligus untuk mendukung Sukoharjo sebagai destinasi wisata jamu.

Etik menyebut kini sudah banyak study tour sekolah baik dari dalam maupun luar Sukoharjo yang berfokus mempelajari perkembangan dan sejarah jamu. Bahkan sudah ada pihak yang menjadikan Nguter sebagai salah satu tujuan paket wisata untuk membeli oleh-oleh khas Sukoharjo yaitu jamu.

“Nguter menarik bagi wisatawan karena terdapat sentra bahan baku, pusat industri pengolahan, hingga tempat di mana wisatawan dapat langsung menikmati jamu di Café Jamu,” katanya.

Berkembangnya wisata jamu sejalan dengan tumbuhnya industri jamu. Kini sudah banyak industri jamu skala rumahan. Pemkab terus mendorong berkembang industri itu dengan mengadakan pelatihan-pelatihan terkait pembuatan jamu. Selain itu memfasilitasi perizinan, pemberian bantuan alat produksi, membuat sejumlah kebijakan.

Pada 2012 lalu Pemkab mengadakan acara minum jamu massal yang memecahkan rekor Muri. Setahun berselang, Pemkab membangun Pasar Nguter sebagai sentra jamu di Sukoharjo.

Kabupaten Wisata Jamu

Pada 2015, Pemkab mencanangkan Sukoharjo sebagai Kabupaten Wisata Jamu. Kemudian pada 2019 Pemkab mengoptimalkan predikat Kota Jamu melalui slogan Sukoharjo Destinasi Wisata Jamu sekaligus pembukaan café Jamu di Pasar Nguter. Dua tahun berikutnya, Gerakan Minum Jamu diluncurkan.

Pemkab Sukoharjo juga membentuk Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) sebagai wadah pemberdayaan perajin Jamu. “Untuk mendukung eksistensi Kampung Jamu, selain memberikan pelatihan kepada masyarakat, kami juga turut mempromosikan Kampung Jamu di Nguter. Promosi dilakukan melalui media sosial serta mengundang tamu-tamu berkunjung ke Kampung Jamu Nguter, Sukoharjo,” katanya.

Pelaku UKM Jamu juga didorong untuk merambah pasar digital. Mereka diberi akses untuk berjualan online di salah satu marketplace yaitu GrabMart. Sosialisasi pemasaran produk lewat lokapasar itu juga telah dilakukan Kojai dan dalam sejumlah kegiatan OPD.

Bupati Etik menjamin UKM Jamu telah siap bersaing di pasaran bahkan siap menerima pesanan besar mengingat sumber daya manusia di Sukoharjo menurutnya cukup banyak. Salah satu tantangan untuk memenuhi pesanan dalam skala besar adalah ketersediaan bahan baku. Salah satu solusi yang sudah dilakukan adalah menjalani kerja sama dengan petani lokal dan luar Sukoharjo.

Sejauh ini pemasaran jamu asal Sukoharjo masih sebatas memenuhi kebutuhan lokal dan nasional. Belum sampai skala ekspor. Meski demikian, jamu Sukoharjo juga sudah merambah luar negeri melalui diaspora atau warga Indonesia yang belajar dan bekerja di negara lain.

“Mereka membawa produk jamu dari Sukoharjo sebagai buah tangan sekaligus mengenalkan produk jamu ini ke masyarakat luar negeri. Kemudian hal ini berkembang dengan adanya orang luar negeri yang membeli langsung saat berkunjung ke UKM Jamu,” imbuhnya.

Etik tak lupa mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan gerakan minum jamu. Sebab menurutnya hal tersebut cukup menyehatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya