Pemkab Wonogiri Bentuk Tim Peninjau Bengawan Solo Purba

WONOGIRI — Pemkab Wonogiri membentuk tim peninjau Sungai Bengawan Solo purba yang jejaknya masih tampak di wilayah Pracimantoro dan Giritontro.

Tim itu dibentuk sebagai tindak lanjut amanat Permen ESDM nomor 17 tahun 2012 tentang wilayah kars. Tim ini juga sejalan dengan usulan penetapan kawasan geopark oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang bergulir tahun ini.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kabid Sumberdaya Mineral, Patrem Joko Priyono melalui Kasi Pembinaan dan Pengusahaan Puguh Dwi Hartanto saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin (29/10/2012), mengatakan jejak sungai Bengawan Solo purba sebagian besar masih bisa dilihat. Dia mengatakan total panjang sungai yang melintas di Wonogiri sekitar 12,5 kilometer.

Dia menuturkan sebagian wilayah Sungai Bengawan Solo purba saat ini sudah menjadi wilayah permukiman dan beberapa aliran juga ada yang jadi dusun.

“Yang jelas jejaknya masih bisa terlihat. Sungai itu membentang mulai dari wilayah hulu di Bayemharjo, Kecamatan Giritontro hingga ke Desa Sumberagung di Kecamatan Pracimantoro. Bagian hilir ada di Pantai Sadeng, Gunung Kidul,” terangnya.

Patrem menuturkan sungai itu memiliki lebar sekitar 300 meter dengan kedalaman bervariasi antara 20 meter sampai 75 meter. Dia menambahkan Sungai purba itu akhirnya berubah aliran menuju utara seperti sekarang karena pulau Jawa bagian selatan mengalami pengangkatan kerak bumi di pesisir selatan Jawa.

Wonogiri, Gunung Kidul dan Pacitan, kata dia, merupakan kabupaten yang juga melakukan tahapan yang sama. “Keputusan area manakah yang akan menjadi kawasan geopark dunia nantinya hasil dari tinjauan tim dari UNESCO,” ujarnya.