SOLOPOS.COM - Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri, Setyo Sukarno, saat menerima penghargaan di ajang Enterpreneurial Marketing Government Awards 2022 oleh MarkPlus di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (8/12/2022). Di ajang tersebut, Pemkab Wonogiri menyabet tiga penghargaan sekaligus. (Istimewa/Instagram humas_wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemkab Wonogiri menyabet tiga penghargaan di ajang Enterpreneurial Marketing Government Awards 2022 oleh MarkPlus di Hotel Ritz Carlton Pacific Place Jakarta, Kamis (8/12/2022). Penghargaan tersebut merupakan apresiasi yang diberikan Markplus Inc terhadap pemerintah daerah/kota/kabupaten di Indonesia

Informasi Pemkab Wonogiri memborong tiga penghargaan diunggah di Instagram @humas_wonogiri, Senin (12/12/2022). Penghargaan itu diterima langsung Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri, Setyo Sukarno.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Diharapkan penghargaan tersebut bisa mendorong masyarakat lebih luas bisa mengenal Wonogiri. Sehingga bisa berdampak kepada kesejahtreraan masyarakat di Kabupaten Sukses.

Alhamdulillah, ini tentunya satu penghargaan luar biasa bagi Pemkab Wonogiri. Tentunya, kami akan berusaha terus menciptakan inovasi baru. Intinya bermuara pada bagaimana bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” kata Setyo Sukarno seperti yang diunggah @humas_wonogiri, senin (12/12/2022).

Ketiga penghargaan yang diterima Setyo Sukarno di Jakarta, pertama, bronze champion kategori inovasi pengembangan destinasi wisata, yakni inovasi pemberdayaan kampung wayang Kepuhsari.

Baca Juga: Ini Keunggulan Desa Conto Wonogiri yang Jadi Desa Wisata Terbaik Jateng 2022

Sebagaimana diketahui, pemberdayaan di kampung wayang itu dimulai dengan berbagai macam pelatihan, dari membuat wayang kulit, pembuatan wayang berakter, dan pemberdayaan masyarakat membuat homestay.

Berdasarkan data Solopos.com, wayang kulit memang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Konon, sejak abad ke-17 masyarakat Desa Kepuhsari telah mampu membuat wayang kulit. Sampai sekarang, sebagian masyarakat di Kepuhsari tidak hanya menjadi perajin wayang untuk hidup. Tetapi juga sebagai gaya hidup.

Penghargaan kedua, bronze champion dalam kategori inovasi pemberdayaan UMKM, yakni rebranding kopi Wonogiri melalui Program Pemberdayaan Wonogiri Nduwe Kopi. Diharapkan ke depan, Wonogiri tak hanya menjadi pasar penjualan. Melainkan bisa berkontribusi ke petani kopi.

Para petani memperoleh pelatihan mulai dari cara memanen, cara menjemur, hingga cara mengolah. Dengan demikian mendapatkan cita rasa yang lebih baik.

Baca Juga: Studi Tiru ke Pemprov DIY, Pemkab Wonogiri Belajar Kelola Medsos 

Berdasarkan data Solopos.com, komoditas kopi kini mulai digarap serius di Wonogiri. Belum lama ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri mengajukan potensi indikasi geografis (PIG) untuk kopi robusta dan liberika Wonogiri.

Dengan adanya predikat PIG, diharapkan ada peningkatan kualitas dan kuantitas serta standardisasi produk kopi Wonogiri. Dengan begitu, predikat indikasi geografis (IG) untuk kopi robusta dan liberika akan dimiliki Wonogiri.

Penghargaan ketiga yang diperoleh Pemkab Wonogiri, silver champion pada kategori inovasi pemberdayan UMK melalui mi ayam instan Wonogiri. Selama ini, banyak orang saat berjualan mi ayam membranding Wonogiri.

Di Kabupaten Sukses telah ada inovasi bagaimana cita rasa mi ayam Wonogiri bisa dirasakan lebih praktis. Caranya dengan menciptakan mi instan. Mi ayam instan itu sudah dipasarkan hingga ke berbagai daerah. Bahkan hingga ke luar negeri, seperti Malaysia dan Arab Saudi.

Baca Juga: Ini Dia 5 Tempat Nongkrong Asyik di Wonogiri

Berdasarkan data Solopos.com, salah satu desa di Kabupaten Wonogiri, ada yang dijuluki kampung miliarder. Lokasinya berada di Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto.

Kepala Desa (Kades) Bubakan, Maryanto, mengatakan julukan kampung miliarder bagi desanya merupakan hal berlebihan. Rumah-rumah mewah tersebut dimiliki para perantau. Mayoritas warga Desa Bubakan merantau ke kota-kota besar di Indonesia.

Di Pulau Jawa, mereka merantau ke Jakarta, Bandung, atau kota besar lainnya. Sementara, di luar Pulau Jawa, mereka merantau ke kota-kota besar di Sumatera dan Kalimantan.

“Mereka para perantau banyak yang bekerja sebagai pedagang. Biasanya perantau laki-laki berdagang bakso. Perantau perempuan berdagang jamu. Penduduk yang merantau 60 persen dari total penduduk 5.000 orang,” Kata Marwanto saat dihubungi Solopos.com, Selasa (21/6/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya