SOLO — Menjamurnya kasus flu burung (avian influenza) di sejumlah daerah membuat Pemkot meningkatkan pengawasan terhadap peredaran unggas. Dinas Pertanian (Dispertan) Solo siap mengintensifkan pengawasan terhadap dua pasar unggas di Kota Bengawan.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Kepala Dispertan Solo, Weni Ekayanti, mengatakan pengawasan sebenarnya rutin dilakukan setiap waktu. Hanya dengan kasus flu burung yang merebak dewasa ini, pihaknya mengaku memperketat pengawasan peredaran unggas di Solo. “Ini untuk memberikan jaminan kepada konsumen bahwa komoditas yang diperdagangkan bebas dari virus tersebut,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (15/1/2013).
Weni memaparkan penjualan unggas di Solo berpusat di dua pasar, yakni Pasar Silir dan Pasar Depok. Pasar Silir diketahui merupakan pusat penjualan ayam untuk keperluan konsumsi. Sementara Pasar Depok merupakan sentra penjualan burung serta aneka satwa peliharaan. Menurut Weni, hampir semua ayam yang diperdagangkan di Silir merupakan pasokan dari kabupaten sekitar. Padahal, belum lama ini Kabupaten Sukoharjo digegerkan dengan penemuan virus flu burung.
“Ini salah satu yang membuat kami meningkatkan pengawasan.”
Weni menyebut, setiap hari sekitar 3.000 ekor ayam diperdagangkan di Pasar Silir. Mayoritas unggas dikirim ke Jakarta. Lantaran lalu lintas perdagangannya sangat tinggi, pihaknya wajib memastikan komoditas yang dijual bebas penyakit.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, menyoroti masih banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang menjual unggas di sejumlah lokasi. Dia khawatir pedagang tersebut lolos dari pengawasan Dispertan.