SOLOPOS.COM - Sepur Kluthuk Jaladara (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Sepur Kluthuk Jaladara (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Pemkot Solo terus merumuskan konsep operasionalisasi yang pas bagi Sepur Kluthuk Jaladara.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Dari kajian yang dilakukan, sepur diputuskan tetap berangkat meski kursi tak terisi penuh. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo membatasi minimal 20 penumpang untuk menjalankan kereta berkapasitas 70 orang itu.

“Meski tidak penuh tetap diberangkatkan. Itu memang risiko yang harus ditanggung di lapangan,” ujar Kepala Dishubkominfo, Yosca Herman Soedrajad, saat ditemui wartawan di Loji Gandrung, Minggu (3/3/2013).

Yosca menjelaskan operasionalisasi Jaladara tak semata mencari keuntungan. Menurutnya, sisi branding dan multiplier effect yang dihasilkan lebih penting dari sekadar pemasukan tiket.  Sebagaimana diketahui, Pemkot berencana menjual tiket Jaladara senilai Rp50.000 untuk eceran dan Rp3,25 juta untuk sistem paket. “Kalau pakai hitung-hitungan itu, pemasukan tiket memang tak menutup operasional sepur,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, tahun ini Pemkot mengeluarkan sewa Rp721 juta untuk membiayai 86 perjalanan Jaladara. Artinya, setiap trip Jaladara membutuhkan biaya Rp8 juta lebih. Yosca menegaskan Pemkot tak merasa rugi dengan fakta tersebut. Dia mengklaim punya data tentang multiplier effect yang dihasilkan Jaladara sekali perjalanan.

“Sekali saja sepur berhenti di wisata belanja seperti Ndalem Wuryoningratan dan Beteng, perputaran uangnya bisa mencapai puluhan juta.”

7 Grup Wisata

Lebih lanjut, Yosca akan memperjuangkan tiket Jaladara tetap di angka Rp50.000 (eceran) dan Rp3,25 juta (paket) per perjalanan.  Ihwal ketentuan minimal penumpang, dia mengaku didukung kalangan pariwisata seperti hotel dan biro perjalanan. Pasalnya selama ini banyak calon penumpang yang dibuat menunggu sampai kuota terpenuhi.

Ditambahkannya, sejauh ini sudah ada tujuh grup wisata yang ingin menjajal kereta uap itu. “Semuanya dari luar kota seperti Jakarta dan Bandung. Pemberangkatannya akhir Maret sembari menunggu Perwali (payung hukum atas Jaladara) rampung.”

Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, menjelaskan Perwali Jaladara bisa setiap tahun direvisi untuk menyesuaikan kondisi lapangan. Pihaknya menjamin harga tiket yang diatur di Perwali nanti mudah diakses berbagai kalangan.  “Keberadaan Jaladara sudah menjadi aset penting wisata Solo. Sekarang banyak orang datang ke Solo cuma pengin mencoba Jaladara,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya