SOLOPOS.COM - Ilustrasi rumah (olx.co.id)

Solopos.com, SOLO — Gaji kebanyakan aparatur sipil negara atau ASN Pemkot Solo tidak mencukup untuk membeli rumah di dalam kota maupun kawasan terdekat Solo. Pendapatan atau kemampuan ASN tidak sebanding dengan harga tanah dan bangunan yang mahal di Kota Bengawan.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Solo, Dwi Ariyatno, saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (5/10/2022). Dia menjelaskan ada 6.071 ASN dengan sebagian besar berusia di bawah 40 tahun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

ASN muda Pemkot Solo kebanyakan belum memiliki rumah sendiri. Mereka ada yang mengontrak rumah, menyewa kamar indekos, masih ikut rumah orang tua atau keluarga.

“Kemampuan pembiayaan membeli hunian dalam kota sudah enggak masuk bagi ASN. Harga bangunan sederhana standarnya Rp300 juta sampai Rp400 juta. Belum lagi harga tanah, misalkan 100 meter persegi dengan harga per meter Rp10 juta sudah Rp1 miliar. Tak sebanding dengan penghasilan mereka,” jelasnya.

Dia menjelaskan pilihan ASN membeli hunian memang masih ada di wilayah sekitar Solo yang harganya lebih murah. Namun itu pun bukan wilayah terdekat. Dwi mengasumsikan ada beberapa lapis kawasan untuk hunian ASN.

Baca Juga: Banyak ASN Solo Terpaksa Nglaju karena Tak Bisa Beli Rumah, Terjauh dari Jogja

Lapis satu, menurut Dwi, misalnya wilayah Blulukan, Gonilan, Palur, dan Solo Baru. ASN Kota Solo sudah tidak mampu membeli rumah di kawasan lapis satu tersebut. Lingkar luar di bagian barat Kota Solo harga bangunan dan tanahnya sudah tinggi bagi ASN Kota Solo.

Tapera Belum Sentuh ASN Pemkot Solo

ASN Solo masih bisa membeli hunian pada lapis ketiga, di antaranya Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar dan Kecamatan Ngemplak, Boyolali. “Rata rata ASN berpenghasilan dari gaji bisa membeli rumah tempat tinggal landed, rumah tapak kecil di lapis tiga,” jelasnya.

Dwi menjelaskan ada program untuk membantu ASN mengakses hunian, yakni Bapertarum yang kemudian menjadi Tapera. Namun Tapera dinilai belum mampu menyentuh ASN Pemkot Solo.

Baca Juga: Walah, 50 Persen ASN Pemkot Solo Ternyata Belum Punya Rumah

“Kendalanya dalam proses penerapannya itu biasanya hambatannya penyediaan DP [down payment] atau uang muka. Terus penyedia hunian itu kan swasta, rata-rata mereka mengambil penawaran di tengah kota atau lapis satu kisaran Solo yang sudah terbangun. Itu harga tanah dan bangunan tidak memungkinkan bagi ASN,” jelasnya.

Menurut Dwi, wilayah lapis tiga merupakan pilihan yang memungkinkan bisa diakses ASN Kota Solo yang ingin membeli rumah. Harga tanah dan bangunan bisa dijangkau namun ASN harus mengeluarkan biaya transportasi lebih besar untuk pulang pergi saban hari.

Dia menjelaskan ada beberapa program hunian namun hanya menyasar masyarakat umum selain ASN, salah satunya rumah susun sederhana sewa (rusunawa). ASN dianggap mampu meskipun bila dihitung kondisinya sama saja.

Baca Juga: Kebutuhan Pokok ASN Solo: Sandang, Pangan dan 50% Papan

Menunjang Aksesibilitas dan Mobilitas ASN

Bedanya ASN dengan masyarakat umum yang boleh menempati rusunawa, yakni memiliki penghasilan tetap. Dwi menjelaskan ada tawaran program hunian dari PT Taspen kepada Pemkot Solo bagi untuk penyediaan rumah ASN.

Harganya lebih terjangkau, ada keringanan uang muka, dan angsuran lebih panjang. Konsepnya hunian vertikal atau rusun dan satunya rumah tapak meskipun lokasinya jauh dari pusat kota.

“Ada juga tawaran yang sedang dikonsep memanfaatkan lahan Pemkot Solo namun lahannya di mana baru koordinasi antara  Perkim [Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Solo] dan aset [Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Solo],” paparnya.

Baca Juga: Potensi Pelanggaran Netralitas ASN Solo di Pemilu 2024 Diklaim Relatif Kecil

Menurut Dwi, ASN yang memiliki rumah susun diuntungkan dengan jarak tempuh lebih dekat dengan kantor, harga rumah yang bisa dijangkau dengan penghasilannya, dan ada jaminan kepemilikan.

“Sebenarnya hunian untuk ASN itu penting karena akan memudahkan aksesibilitas dan mobilitas ASN dalam menjalankan tugas,” jelasnya.

Dwi menjelaskan Pemkot Solo memberikan sejumlah masukan kepada PT Taspen yang menawarkan program hunian untuk kesejahteraan ASN, antara lain  jaminan kepemilikan, skema pembiayaan menyesuaikan pendapatan ASN berjenjang berdasarkan golongan. Kemudian prioritas bagi ASN belum memiliki hunian, dan tempat tinggal yang jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya