SOLOPOS.COM - Paguyuban Putra dan Putri Solo mengikuti walking tour di kawasan Taman Sriwedari, Sabtu (26/8/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SOLO — Paguyuban Putra dan Putri Solo bersama komunitas penjelajah Soerakarta Walking Tour menyusuri kawasan cagar budaya Taman Sriwedari, Sabtu (26/8/2023). Acara ini bertujuan memberikan wawasan dan pengetahuan Putra Putri Solo tentang sejarah dan potensi kawasan Sriwedari.

Para peserta Walking Tour Sriwedari merupakan paguyuban Putra dan Putri Solo 2022 dan 2023. Namun, ada beberapa Putra dan Putri dari daerah lain di Soloraya, seperti Klaten, Karanganyar dan Wonogiri ikut ambil bagian. Mereka menyusuri bangunan-bangunan di kawasan Sriwedari yang dibangun oleh Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Paku Buwono (PB) X.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Dipandu komunitas Soerakarta Walking Tour, mereka menyusuri Kolam Segaran, Gedung Wayang Orang, Stadion R. Maladi hingga Museum Radya Pustaka. “Ini event paguyuban Putra dan Putri Solo yang difasilitasi oleh Pemerintah Kota  Solo. Sriwedari menjadi bagian sejarah yang tidak terpisahkan dari Kota Solo. Para Putra dan Putri Solo juga harus memahami sejarah sebagai bekal untuk mempromosikan wisata di Kota Solo,” kata Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Gembong Hadi Wibowo, Sabtu.

Menurut Gembong, Taman Sriwedari dahulu merupakan bonrojo atau kebun raja PB X. Karena itu, bangunan-bangunan di area Sriwedari merupakan peninggalan Keraton Solo. Salah satunya, kolam segaran yang terdapat gumuk atau pulau kecil di tengah kolam. Di pulau kecil itu, ada bangunan yang digunakan keluarga raja untuk bersantai.

Di bawah pulau kecil ada goa swara yang digunakan untuk menyimpan gamelan Jawa. “Gamelan itu dibunyikan saat perayaan tertentu di hadapan PB X. Dahulu, banyak patung yang mengelilingi pulau kecil di tengah kolam,” ujar dia.

Lebih jauh, Gembong mengatakan kawasan Taman Sriwedari bukan tidak mungkin bakal menjadi destinasi wisata. Banyak bangunan heritage yang memiliki nilai histori tinggi yang menjadi daya tarik kuat bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Sementara itu, Koordinator Soerakarta Walking Tour, Muhammad Apriyanto, mengatakan Taman Sriwedari dibangun Keraton Solo. Sementara Pura Mangkunegaran membangun Taman Balekambang. Hal inimemberikan efek positif bagi tata ruang Kota Solo yang memiliki taman kota cukup banyak.

“Pada era itu, Solo sedang masif pembangunan infrastruktur terutama taman atau ruang publik. Setelah Taman Sriwedari kemudian dibangun Taman Balekambang. Kedua taman ini peninggalan Keraton Solo dan Pura Mangkunegaran,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya