SOLOPOS.COM - Ilustrasi lelang (JIBI/Dok)

Pemkot Solo hingga kini belum berhasil melelang gebyok bekas Pendhapi Gede Kompleks Balai Kota Solo.

Solopos.com, SOLO — Gebyok bekas dinding Pendhapi Gede Balai Kota Solo tak diminati pada lelang pertama yang digelar terbuka melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPNKL). Gebyok dengan pagu Rp290 juta ini kini tengah dilelang ulang.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kepala Bagian (Kabag) Umum Setda Solo, Heru Sunardi, menjelaskan sebenarnya pada lelang pertama ada satu peserta yang berminat membeli gebyok tersebut. Bahkan peserta lelang itu juga telah membayar uang jaminan Rp60 juta kepada penyelenggara lelang.

Namun, setelah melihat kondisi fisik gebyok, satu-satunya peserta itu memilih mundur. Alasannya ukuran gebyok dari kayu jati itu terlalu besar. “Uang jaminan Rp60 juta pun akhirnya masuk ke kas daerah,” kata Heru ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Senin (26/2/2018).

Saat ini, lelang gebyok bekas dinding yang mengelilingi Pendhapi Gede Balai Kota dibuka kembali. Pemkot berharap ada peserta lelang yang mengajukan penawaran gebyok tersebut. Bila kemungkinan terburuk dalam lelang kedua tak ada peminat, Pemkot akan membuka proses negosiasi dengan peserta dengan nilai tawaran tertinggi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto mengakui Pemkot kesulitan melelang gebyok Pendhapi Gede Balai Kota. Apalagi jumlahnya cukup banyak, lima gebyok harus dilelang dalam satu paket.

“Bukan soal harga, peserta lelang mundur karena ukuran gebyok dari kayu jati itu terlalu besar. Hanya orang yang punya rumah sebesar pendhapi yang akan mau mengikuti lelang,” katanya.

Pemkot akan menunggu petunjuk dari Wali Kota F.X. Hadi Rudyatmo apabila lelang ulang tidak juga ada peminat. Pemkot pun belum memikirkan opsi untuk menghibahkan gebyok untuk balai pertemuan RW atau kelurahan. “Mudah-mudahan ada yang minat lah. Harapan kami itu dulu saja,” kata Budi.

Gebyok dilelang setelah Pemkot merevitalisasi Pendhapi Gede Balai Kota. Gebyok yang mengelilingi Pendapi Gede dibongkar dan pendapa dibuat terbuka supaya bisa dimanfaatkan sebagai tempat publik. Konsep pembangunan Pendhapi Gede ini dikembalikan sebagaimana pendapa Jawa, yakni terbuka tanpa penyekat berupa dinding.

Bangunan Pendapi Gede merupakan bangunan baru yang dibangun setelah Balai Kota terbakar pada 1999 silam. Peresmian Gedung Balai Kota dilakukan pada 23 Desember 2002 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Bangunan Pendhapi Gede bergaya khas Jawa yang sepenuhnya terbuat dari kayu berukir, mulai sakaguru, tiang penopang sampai pada struktur pusat langit-langitnya. Setidaknya terdapat 16 tiang penyangga, empat di antaranya Sakaguru.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya