Soloraya
Kamis, 19 Mei 2022 - 11:49 WIB

Pemkot Solo Targetkan Nol Kasus Stunting pada 2024, Begini Caranya

Gigih Windar Pratama  /  Sri Sumi Handayani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye mencegah stunting atau tengkes pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. (Antaranews.com)

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota atau Pemkot Solo di Jawa Tengah menargetkan nol kasus stunting pada 2024.

Untuk itu, Pemkot Solo terus berkoordinasi dengan pihak kecamatan hingga kelurahan untuk bisa terus menekan angka stunting. Pemkot Solo menargetkan tidak ada lagi kasus stunting pada 2024.

Advertisement

Stunting secara definisi menurut Kementrian Kesehatan adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan.

Data yang dihimpun Solopos.com saat pemaparan dalam Rembug Stunting tingkat Kota Bersama Camat dan Lurah se-Kota Surakarta pada Rabu (18/5/2022) menyebutkan 1,87 persen bayi atau setara 494 bayi di Kota Solo menderita stunting pada 2022.

Advertisement

Data yang dihimpun Solopos.com saat pemaparan dalam Rembug Stunting tingkat Kota Bersama Camat dan Lurah se-Kota Surakarta pada Rabu (18/5/2022) menyebutkan 1,87 persen bayi atau setara 494 bayi di Kota Solo menderita stunting pada 2022.

Angka itu turun apabila dibandingkan pada tahun 2020 sebanyak 1.050 kasus stunting dan 570 kasus stunting pada tahun 2021.

Baca Juga : Angka Stunting Solo Tertinggi Kedua Se-Jateng, Ini Kata Selvi Ananda

Advertisement

Anggaran untuk itu Rp5,067 miliar pada tahun 2020 sedangkan pada tahun 2021 adalah Rp31,38 miliar. Sejauh ini, lanjutnya, Kecamatan Jebres menjadi wilayah dengan jumlah anak stunting tertinggi di Kota Solo yakni 283 anak.

Di sisi lain, Kecamatan Laweyan menjadi yang paling sedikit yakni 8 kasus stunting. “Targetnya pada 2024 tidak ada kasus stunting. Tantangannya peningkatan program untuk pencegahan dan pelayanan stunting,” tutur dia.

Stunting di Indonesia

Lalu bagaimana dengan kasus stunting yang ada di Jawa Tengah dan Indonesia?

Advertisement

Baca Juga : Calon Pengantin Wajib Tahu! Begini Alur Pendaftaran Nikah di Kota Solo

Data Survey Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2021 menyebutkan bahwa prevalensi stunting berada di angka 24,4 persen atau sekitar 5,33 juta balita menderita stunting.

Dikutip dari laman Kementrian Koordinator Bidang Pembangnan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK), prevalensi stunting ini telah menurun dari tahun-tahun sebelum.

Advertisement

Akan tetapi, Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Menko PMK, Muhadjir Effendy, mengatakan untuk mencapai target 14 persen pada 2024 maka setiap tahun perlu menurunkan sekitar 3 persen.

“Kita masih perlu upaya inovasi agar terjadi penurunan sekitar 3 sampai 3.5 persen per tahun. Sehingga tercapai target 14 persen tahun 2024 sesuai dengan target Presiden berdasarkan RPJMN,” ujarnya.

Baca Juga : Calon Pengantin di Solo Wajib Unduh Aplikasi Eksimil, Ini Alasannya

Di Jawa Tengah pada tahun 2021, angka stunting sebesar 20 persen. Angka itu turun dari tahun 2020 sebesar 27 persen.

Upaya strategis dilakukan Provinsi Jateng melalui program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5NG). Program tersebut diklaim cukup berhasil menekan angka stunting. Sebagai gambaran pada tahun 2013 angka Stunting di Jawa Tengah mencapai 37 persen.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif