Soloraya
Kamis, 31 Januari 2019 - 01:00 WIB

Pemkot Solo Upayakan Gaji Guru Tidak Tetap Setara UMK

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Solo mengupayakan honor guru tidak tetap (GTT) sesuai dengan upah minimum kota (UMK).

Hal tersebut disampaikan Kepala bidang (Kabid) Guru dan Tenaga Pendidik Disdik Solo Budi Setiono. Dia mengakui gaji guru honorer Rp250.000/bulan dengan beban 24 jam mengajar selama sepekan.

Advertisement

“Honor diambilkan dari APBD yakni Rp250.000 per bulan. Itu untuk tuntutan mengajar 24 jam/pekan,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruangannya di Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Selasa (29/1/2019).

Ia mengupayakan pemberian honor GTT sesuai UMK. “Sedang kami upayakan. Upah GTT sesuai dengan UMK hingga 2005 nanti. Setelah itu sudah tidak ada GTT dan PTT karena digantikan P3K [pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja],” ujar dia.

Ketua Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI) Solo sekaligus koordinator GTT Solo, Asmuni, berharap GTT mendapat honor sesuai UMK. “Saya berharap pemerintah lebih memerhatikan nasib GTT. Selama ini upah GTT jauh di bawah UMK,” ujarnya melalui sambungan telepon, Selasa.

Advertisement

Ada dua kategori GTT yakni GTT di sekolah swasta dan GTT di sekolah negeri. Upah GTT di sekolah negeri berbeda dibandingkan upah GTT di sekolah swasta. “Upah GTT di sekolah swasta lebih besar dibandingkan sekolah negeri. Sekolah negeri dapat honor Rp250.000 per bulan, di sekolah swasta GTT dapat honor Rp500.000 hingga Rp750.000,” ujar dia.

Ada beberapa guru yang memberikan dana sertifikasi mereka untuk GTT. “Guru di Sekolah Dasar (SD) Islam Cokrominoto, mereka memberikan sebagian uang sertifikasi kepada GTT. Jumlah guru sertifikasi ada enam, satu PNS dan untuk GTT ada empat. Saat tunjangan sertifikasi cair, mereka sukarela memberikan memberikan bantuan untuk GTT,” ujarnya.

Asmuni menilai pemerintah selalu tutup mata dengan gaji GTT. Ia mengimbau pemerintah mendata ulang GTT di berbagai sekolah. “Kasarannya begini, masak guru gajinya kalah dengan tukang sampah? Pemerintah selalu menutup mata dengan fenomena ini,” ujar dia.

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif