SOLOPOS.COM - Peserta Pelatihan Jurnalistik Keberagaman Komunitas Pemuda Lintas Iman di Ngargoyoso, Karanganyar berfoto bersama seusai acara yang digelar Sabtu-Minggu (11-12/03/2023) di Ngargoyoso. (Istimewa/Solopos Institute)
Solopos.com, KARANGANYAR — Para pemuda lintas iman di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, membentuk komunitas jurnalis warga. Pembentukan komunitas itu setelah para pemuda mengikuti Pelatihan Jurnalistik Keberagaman Komunitas Pemuda Lintas Iman di Ngargoyoso.
Pelatihan itu ada tiga putaran. Putaran pertama dan kedua telah digelar pada Selasa-Rabu (28/02/2023-01/03/2023) dan Sabtu-Minggu (11-12/03/2023) di sebuah rumah makan setempat. Pada pelatihan putaran ketiga pada Sabtu-Minggu (18-19/03/2023) mendatang, mereka juga akan membentuk komunitas jurnalis warga pula.
Pelatihan jurnalistik keberagaman putaran pertama diikuti oleh 37 pemuda dari berbagai agama di Ngargoyoso. Mereka membentuk komunitas jurnalis warga Ngargoyoso Damai. Sedangkan pada pelatihan putaran kedua diikuti 44 pemuda lintas iman membentuk jurnalis warga Ngargoyoso Ceria.
Koordinator Ngargoyoso Damai, Arief Ramadhan F., siap bekerja sama dengan para pemuda Ngargoyoso dan Solopos Institute untuk memproduksi konten keberagaman. “Kami tunggu program lanjutan setelah pelatihan ini mas,” ujarnya usai mengikuti pelatihan jurnalistik putaran pertama, Rabu (01/03/2023), dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (15/3/2023).
Koordinator Ngargoyoso Damai, Arief Ramadhan F., siap bekerja sama dengan para pemuda Ngargoyoso dan Solopos Institute untuk memproduksi konten keberagaman. “Kami tunggu program lanjutan setelah pelatihan ini mas,” ujarnya usai mengikuti pelatihan jurnalistik putaran pertama, Rabu (01/03/2023), dalam rilis yang diterima Solopos.com, Rabu (15/3/2023).
Project Leader Program Literasi Keberagaman Solopos Institute, Sholahuddin, mengatakan setelah menjalani pelatihan jurnalistik, peserta akan mengikuti program lanjutan untuk memproduksi karya jurnalistik maupun konten media sosial berbasis keberagaman. Mereka harus memublikan karya mereka dia media sosial masing-masing. Karya jurnalistik berupa berita kisah juga akan diungguh di situs jurnalis warga soloensis.com, platform yang dikelola Solopos Institute.
Pelatihan jurnalistik keberagaman ini merupakan bagian dari program Jurnalisme Toleransi dan Keberagaman untuk Komunitas Pemuda Lintas Iman di Grogol dan Ngargoyoso yang dijalankan Solopos Institute. Program ini untuk meningkatkan kesadaran para pemuda di bidang keberagaman serta meningkatkan keterampilan pemuda di bidang jurnalistik dan pembuatan konten berbasis keberagaman.
Pada hari pertama, peserta mendapatkan materi tentang penyadaran meningkatkan keberagaman dan literasi digital. Sedangkan pada hari kedua peserta mendapatkan materi praktis penulis berita kisah, pembuatan flyer/poster, dan pembuatan video.
Setelah mengikuti proses pembelajaran selama dua hari, para pemuda lintas iman ini mempunyai kesadaran yang baik perihal hidup dalam situasi yang berbeda serta punya kesadaran yang prima untuk mewarnai ruang publik dengan konten-konten yang positif dan toleran.
Dari berbagai komentar peserta pelatihan, mereka mengaku mendapatkan pelajaran berharga selama berproses belajar bersama. Hal itu bisa dilihat dari tulisan mereka di post-test atau tes akhir setelah mengikuti pelatihan.
Yohanes Setianto Listono, wakil pemuda gereja mengatakan pelatihan tersebut seru dan menyenangkan. Dia mengaku mendapatkan banyak ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dia juga berjanji akan menyebarkan toleransi kepada lingkungan sekitarnya.
Ristiyana Nur Halimah, wakil dari Karang Taruna Indonesia Kemuning, mengaku sangat terkesan dengan pelatihan jurnalistik keberagaman ini. Dia mendapatkan pengalaman berharga terkait pemahaman keberagaman. “Saya akan lebih toleran terhadap sesama,” janjinya.