SOLOPOS.COM - Pemuda Temuireng turut meriahkan HUT ke-218 Klaten. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN-Pemuda Temuireng ikut memeriahkan HUT ke-218 Klaten yang diadakan pada Rabu (20/7/2022) di Lapangan Krajan, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Acara ini diikuti seluruh komponen masyarakat dari mulai pemuda, perangkat desa, dan para warga.

Perayaan ini dilaksanakan kembali setelah dua tahun terhenti karena pandemi Covid-19. Acara tersebut dikemas secara berbeda dari tahun sebelumnya, yaitu dengan menampilkan pagelaran Tari Gedruk yang dipimpin oleh Bapak Gunardi. Kegiatan Tari Gedruk terdiri dari empat rangkaian, yaitu gedruk massal, gedruk 50 orang, jaranan Leak Bali, dan Tari Topeng Ireng.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Rangkaian yang pertama, gedruk massal diikuti oleh perwakilan perangkat desa di Jatinom. Rangkaian yang kedua, terdapat gedruk 50 orang penari yang terdiri 10 orang dari masing-masing kelurahan. Rangkaian yang ketiga, jaranan Leak Bali yang menggambarkan simbol keburukan yang diusir oleh Wiroyuda.

Baca Juga: Meriahkan HUT ke-218 Klaten, Ratusan Warga Jatinom Menari Gedruk Massal

Salah satu penari gedruk dari sanggar Tari Putra Manunggal, Ganjar, berasal dari Temuireng ikut tampil dalam HUT ke-218 Klaten. Selain itu, pagelaran gedruk ini didominasi oleh pemuda Temuireng yang berkontribusi langsung sebagai penari dari mulai rangkaian yang pertama hingga akhir.

Berdasarkan siaran pers yang diterima dari KKN UNY, Jumat (22/7/2022), pemuda Temuireng hanya membutuhkan waktu dua hari untuk pelatihan acara ini dengan durasi latihan dari mulai pukul 19.00 WIB-23.00 WIB.

Tujuan dari pagelaran Tari Gedruk di hari jadi Klaten ini untuk penolak bala dan pelestarian budaya, selain itu masyarakat menganggap bahwa acara ini berhubungan dengan meletusnya Gunrung Merapi pada tahun 2010.

Baca Juga: Honda Community Jateng Adakan Honda Bikers Adventure Camp di Klaten

“Gunung Merapi sebagai sumber sandang pangan, saat erupsi dulu sandang pangan habis sehingga masyarakat serentak mengadakan gedruk sebagai penghilang tangis Merapi yang digambarkan dengan tari Topeng Ireng,” papar  Suratman dalam siaran pers yang diterima Solopos.com pada Jumat (22/7/2022).

Baca Juga: Guru Besar UGM: Tidak Perlu Legalisasi Ganja untuk Keperluan Medis

Perlengkapan atau ubarampe acara pagelaran Tari Gedruk, terdiri dari musik gamelan, pisang, palawija, dan tumpeng robyong. Filosofi tumpeng robyong sebagai penolak bala atau keselamatan. Dalam tumpeng robyong tersebut terdapat nasi tumpeng yang di atasnya tertancap bawang merah. Pada sisi yang mengelilingi nasi tersebut terdapat buah pisang serta hasil pertanian lain dan juga jajanan pasar seperti apem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya