SOLOPOS.COM - Beragam jenis empon-empon dan tanaman obat dijual di Pasar Jamu Nguter, Minggu (23/4/2023). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono).

Solopos.com, SUKOHARJO–Permintaan empon-empon atau tanaman obat di Pasar Jamu Nguter meningkat saat Lebaran. Kaum boro yang tiba di kampung halaman memborong empon-empon dalam jumlah besar.

Permintaan empon-empon terjadi sejak munculnya pandemi Covid-19 pada 2020. Kala itu, permintaan empon-empon terus bertahan tinggi selama lebih dari dua tahun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Empon-empon berkhasiat menjaga sistem imun tubuh terhadap paparan virus. Dengan meminum ramuan herbal itu, kesehatan tubuh lebih terjaga.

Pada 2022, permintaan empon-empon sedikit menurun seiring melandainya kasus Covid-19 di Tanah Air. Sementara, saat periode Lebaran, permintaan empon-empon kembali meningkat.

“Sejak pekan terakhir Bulan Puasa, permintaan empon-empon lumayan naik. Mungkin sekitar 10%. Diperkirakan permintaan empon-empon terus meningkat hingga sepekan setelah Lebaran,” kata seorang penjual empon-empon di Pasar Jamu Nguter, Rina, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (23/4/2023).

Sia memerinci harga jahe kualitas biasa dijual seharga Rp25.000/kg-Rp30.000/kg. Sementara, harga jahe merah lebih mahal, yakni di atas Rp30.000/kg. Sedangkan, harga tanaman obat lainnya seperti kencur di kisaran Rp20.000/kg-Rp25.000/kg.

Biasanya para perantau yang mudik ke kampung halaman memborong empon-empon sebelum pulang ke daerah perantauan.

“Kalau sekarang kan masih merayakan Lebaran. Silaturahmi ke rumah kerabat keluarga atau tetangga rumah. Mungkin pekan depan baru membeli empon-empon untuk dibawa ke Jakarta dan sekitarnya,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Koperasi Jamu Indonesia (Kojai) Sukoharjo, Suwarsi Moertedjo, mengatakan sebagian pengrajin jamu gendong yang merantau ke sejumlah daerah di Indonesia tiba di kampung halaman beberapa hari sebelum Lebaran.

Mereka pulang ke kampung halaman sekali dalam setahun yakni saat Lebaran atau saat ada hajatan pernikahan di desa.

Jumlah perajin jamu makin bertambah seiring dengan tingginya permintaan jamu herbal. Saat ini, jumlah pengrajin jamu gendong asal Nguter lebih dari 1.000 orang.

Mereka tersebar di setiap daerah di Tanah Air. Sementara pengusaha jamu skala menengah hingga besar berjumlah sekitar 100 pengrajin.

“Para pengrajin jamu mengemban misi khusus yakni menjaga eksistensi warisan leluhur. Sebagai produk unggulan, jangan sampai minuman jamu punah ditelan peradaban zaman,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya