KLATEN—Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Terminal Jonggrangan, Marjono, terkena bogem mentah dari mantan karyawannya sendiri, Siyam Asmara, 60, ketika ingin memeriksa kelengkapan surat-surat berdirinya Agen PO Rosalia Indah, Kamis (9/8).
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
Saat ditemui Solopos.com di kantornya, Jumat (10/8/2012), Marjono, mengatakan peristiwa itu bermula ketika dia memimpin pemeriksaan izin angkutan dan agen bus Kamis siang. Setelah memeriksa kelengkapan izin trayek dari bus, pihaknya mendatangi Kantor Agen PO Rosalia Indah yang berada di Jl By Pass.
Saat petugas meminta kelengkapan izin beroperasinya agen itu, karyawan agen itu hanya menunjukkan izin gangguan yang dikeluarkan Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) Klaten. “Karyawan itu tak bisa menunjukkan izin pool [tempat menaikkan dan menurunkan penumpang], rekomendasi dari Dinas Perhubungan, dan izin perwakilan dari pusat,” ujar Marjono.
Marjono mengaku sudah memberitahukan perihal pemeriksaan kelengkapan surat izin kepada semua agen bus dua pekan lalu. Dia juga sudah mengingatkan karyawan agen itu sebanyak empat kali agar menyiapkan kelengkapan surat izin. Akan tetapi, hingga pemeriksaan digelar, agen itu tak mampu menunjukkan kelengkapan surat izin.
Tak lama kemudian, sebuah bus Rosalia Indah berhenti di depan agen. Petugas lalu meminta sopir bus menunjukkan kelengkapan surat izin trayek. Akan tetapi, izin trayek yang ditunjukkan itu bermasalah karena tidak ada izin untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di Klaten.
Merasa kesal dengan petugas Dishub, karyawan agen bus itu menelepon Siyam Asmoro untuk meminta bantuan. Karyawan itu lalu memberikan telepon kepada Marjono. Melalui sambungan telepon, Siyam mengaku sebagai petugas dari Kementerian Perhubungan. “Melalui telepon, dia berbicara dengan nada keras. Pokoknya kami diminta tidak mengganggu kelancaran agen bus Rosalia Indah,” papar Marjono.
Tak lama kemudian, Siyam tiba di Kantor Agen Bus PO Rosalia Indah dengan marah-marah. Dia tetap meminta petugas tidak mengganggu kelancaran agen bus itu. Dengan emosi, Siyam menghujamkan dua bogem mentah ke mata kiri dan mulut Marjono.
“Saat itu saya mengenakan seragam dinas. Sebagai pelayan masyarakat, saya tidak mungkin melawannya. Saya memilih melaporkan kasus pemukulan itu ke Mapolres Klaten sore itu juga,” tandas Marjono.