SOLOPOS.COM - Kondisi kamar yang menjadi tempat tinggal Rohmadi, 50, di Keprabon Wetan RT 002/RW 003 Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rabu (24/5/2023). (Solopos.com/Kurniawan)
Solopos.com, SOLO—Terduga korban mutilasi asal Keprabon Wetan RT 002/RW 003 Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Solo, Rohmadi, diketahui menjalani masa anak-anak hingga dewasa di daerah itu. Lingkungan rumahnya berada di tengah permukiman padat.
Solopos.com menyambangi rumahnya pada Rabu (24/5/2023) siang. Solopos.com bersama awak media lainnya masuk ke kawasan rumah Rohmadi melalui gang kecil yang melewati Hotel Wigati. Rombongan wartawan berhenti di simpang empat kampung itu.
Di situ ada beberapa warga yang sedang berkumpul sembari berbincang santai. Letak rumah Rohmadi di sebelah barat persimpangan kampung itu. “Oh di situ mas, masuk gang kecil itu,” tutur salah seorang warga saat ditanya di mana letak rumah Rohmadi.
Benar saja, rombongan awak media mesti berjalan menyusuri gang sempit berukuran sekitar 0,5 meter. Karena tertutup atap bangunan, gang itu seperti lorong yang gelap. Beruntung gang sempit tersebut tak seberapa panjang. Hanya sekira 10 meter dari jalan.
Tempat tinggal Rohmadi ternyata hanya berupa kamar dengan ukuran sekitar 3 x 5 meter persegi. Hal itu diketahui dari ventilasi udara kamar itu yang terbuka. Sedangkan pintu kamar tertutup. Menurut warga, Rohmadi kali terakhir pulang, Kamis (18/5/2023).
Salah seorang warga, Sri Marni, menuturkan sebenarnya Rohmadi sudah cukup lama tidak lagi tinggal di kamar itu. Kali terakhir Rohmadi pulang ke situ pada pekan lalu untuk mengambil Kartu Keluarga (KK) sebagai syarat untuk mendapatkan bantuan beras.
Dia menuturkan Rohmadi merupakan warga asli Keprabon Wetan. Rohmadi lahir dan tumbuh besar di perkampungan padat itu. Namun sejak sekira tiga tahun terakhir Sri Marni tak tahu pasti di mana Rohmadi tinggal. “Setelah ambil KK itu tidak balik lagi,” tutur dia.
Warga lainnya, Rosyid, juga menuturkan tidak tahu di mana pastinya Rohmadi tinggal, setelah tak lagi di Keprabon Wetan. “Begitu burung love bird ambruk harganya, dia sudah tidak pernah ke sini. Terakhir ke sini ya hari Kamis itu. Tapi saya tak bertemu langsung,” aku dia.