SOLOPOS.COM - Gunung Merapi (Dok/JIBI/Solopos)

Gunung Merapi menyemburkan asap solfatara (Dok/JIBI/Solopos)

Gunung Merapi menyemburkan asap solfatara (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, menggagas penanganan bencana bagi segenap warga di kawasan lereng Gunung Merapi yang disebut dengan program Tilik Sedulur.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Camat Selo, Sumanto, mengemukakan gagasan itu merupakan salah satu yang diusulkan saat pihaknya bersama warga lereng Merapi dan para relawan Selo, membahas tentang penanganan bencana di kawasan itu, utamanya untuk penanggulangan terhadap terjadinya erupsi Gunung Merapi.

”Mereka mengusulkan agar jikalau bencana terjadi, penanganan terhadap pengungsi asal Selo bisa lebih baik. Salah satu usul yang dilontarkan adalah mengungsi dengan bedol deso,” ujar Sumanto ketika dihubungi Solopos.com, Minggu (8/9/2013).

Sumanto menjelaskan bedol deso artinya seluruh warga satu desa diungsikan ke desa yang jauh dari wilayah bencana. Meski demikian, pihaknya tidak mau program ini disebut mengungsi atau bedol deso. ”Jangan di sebut mengungsi atau bedol deso. Karena istilah itu sepertinya tidak memanusiakan warga. Ya, warga di sini [Selo] menyebutnya tilik sedulur. Karena sifatnya hanya sementara. Setelah nanti bencana usai, warga kembali ke rumahnya masing-masing,” terangnya.

Magelang

Gagasan tersebut belum lama ini telah diujicobakan dengan Desa Tlogolele sebagai proyek percontohan. ”Jika suatu hari nanti Merapi erupsi lagi, seluruh warga desa itu akan diungsikan ke satu desa lain yang jauh dari wilayah rawan bencana. Bahkan kami sedang MoU dengan salah desa di Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Selanjutnya sedang kami garap di desa Klakah dan Jrakah,” lanjutnya.

Lebih lanjut Sumanto mengatakan munculnya gagasan itu dilatarbelakangi persoalan terkait penanganan terhadap bencana alam. Sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan bencana tinggi, warga Selo terbiasa mengungsi. Hal ini sering dilakukan saat Gunung Merapi erupsi. Namun seringkali  warga mendapatkan tempat pengungsian yang kurang layak.

Selama ini, warga lereng Merapi yang mengungsi, ditempatkan di gedung-gedung milik pemerintah. ”Warga yang mengungsi, selama ini ditempatkan di balai desa, gedung olah raga, gedung sekolah, atau kantor-kantor pemerintah. Nah, di tempat-tempat pengungsian ini, warga dipastikan mendapat fasilitas yang jauh dari cukup,” katanya.

Sehingga dengan Tilik Sedulur, diharapkan nantinya penanganan pengungsi bencana lebih baik dan teratur. ”Contohnya, warga di RW 1 Desa Tlogolele, seluruhnya akan diungsikan ke RW 1 di desa tujuan. Satu keluarga pengungsi, ditampung oleh satu keluarga di desa tujuan. Bahkan nanti, pendistribusian bantuan logistik akan lebih mudah,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya