SOLOPOS.COM - Legislator Komisi IV DPR Luluk Nur Hamidah bersama Kabag Ops Polres Sragen Kompol Dudi Pramudia mencabut jebakan tikus di persawahan di lingkungan Desa Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Sabtu (5/2/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Belasan anggota Komisi IV DPR RI terjun langsung ke persawahan di Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Sabtu (5/2/2022). Mereka inginmelihat langsung jebakan tikus yang menggunakan listrik.

Rombongan yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi, itu ingin mencari solusi atas persoalan hama tikus di Kabupaten Sragen. Hal ini mengingat sudah ada 23 nyawa petani yang melayang akibat jebakan tikus listrik sejak 2019-2022.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dalam pengecekan itu, para legislator tersebut harus melewati jalan persawahan yang becek dan banyak genangan air. Mereka didampingi Sekda sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Sragen, Tatag Prabawanto. Tatag menunjukkan contoh jebakan tikus listrik yang masih terpasang.

Baca Juga: 20 Jebakan Tikus Listrik Dibongkar Tim Gabungan di Sragen

“Ini contoh kabelnya bisa dilihat langsung. Di seputaran ini sudah ada rumah burung hantunya, tetapi harapannya pengadaan burung hantunya bisa dibantu dari pemerintah pusat,” ujar Tatag kepada para wakil rakyat itu.

Cari Solusi

Legislator Komisi IV DPR dari daerah pemilihan IV (Sragen, Karanganyar, Wonogiri), Luluk Nur Hamidah, meminta pemasangan jebakan tikus listrik itu harus disudahi. Ia mengaku prihatin sekaligus turut berduka cita dengan 23 petani yang menjadi korban jebakan tikus listrik.

“Komisi IV DPR terjun ke Sragen untuk mencari solusi terbaik untuk membasmi tikus. Tadi ada masukan untuk pengadaan burung hantu. Kami akan mintakan ke Kementerian Pertanian agar ada bantuan burung hantu itu. Saya minta ada swadaya dari bawah untuk pengadaan rumah burung hantunya. Mungkin pengadaannya bisa dari dana desa atau iuran kelompok tani dan seterusnya,” ujar Luluk  yang berjanji mendesak pemerintah pusat untuk menyediakan burung hantunya.

Baca Juga: Ramai-Ramai Buru Tikus Agar Petani Sukoharjo Tak Pakai Jebakan Listrik

Salah satu solusi serangan tikus, menurutnya, adalah dengan cara menjaga ekosistem sawah, khususnya penyediaan hewan predator tikus, yakni ular dan burung hantu. Banyaknya manusia yang serakah dengan berburu ular dan burung hantu di sawah itu harus dihentikan.

“Harusnya ada perda yang melarang jerat tikus menggunakan listrik dan harus diimbangi dengan aturan larangan perburuan predator tikus di sawah. Saya harap kehadiran Komisi IV DPR ini bisa melihat lebih jauh problem yang dihadapi para petani, terutama berkaitan dengan hama tikus dan ekosistem sawah. Problem hama tikus ini menjadi tanggung jawab pemerintah secara berjenjang dari pusat sampai daerah,” jelasnya.

Luluk juga akan meminta PLN melakukan edukasi soal listrik, dan harus ada solusi alternatif berupa jebakan tikus dengan listrik dengan voltage rendah.

Baca Juga: Pemasang Jebakan Tikus Listrik Bisa Dipenjara 5 Tahun, Dendanya Bikin Syok

“Selama belum ada jaminan itu dari PLN, terutama jaminan keamanan. Niatnya menyelesaikan masalah tapi jangan sampai mendatangkan masalah yang lebih besar,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya