Soloraya
Sabtu, 19 Desember 2015 - 04:00 WIB

PENATAAN KAWASAN SOLO : 9 Kelurahan Peroleh Bantuan Rp9 Miliar, Ini Kelurahannya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi permukiman kumuh (JIBI/Solopos/Dok)

Penataan kawasan Solo, sembilan kelurahan memperoleh bantuan untuk penataan kawasan kumuh.

Solopos.com, SOLO–Sembilan kelurahan di Solo akan mendapat bantuan penataan kawasan kumuh senilai Rp3 miliar dari pemerintah pusat. Luas kawasan kumuh di sembilan kelurahan tersebut mencapai 76,4 hektare.

Advertisement

Sembilan kelurahan tersebut yakni Karangasem, Bumi, Panularan, Mojosongo, Gandekan, Tegalharjo, Gilingan, Tipes, dan Pasarkliwon.

Koordinator Kota Program Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman (P2KKP) Solo, Bagus Ardian, mengatakan setiap kelurahan mendapatkan bantuan yang berbeda-beda yakni antara Rp250 juta hingga Rp500 juta per kelurahan. Pembagian dana ini disesuaikan dengan luas dan kondisi wilayah kumuh di setiap kelurahan.

Bagus menuturkan kondisi kawasan di sembilan kelurahan tersebut sangat kumuh. Pembangunan dan penataan kawasan kumuh tersebut meliputi pembangunan jalan, drainase, pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, hingga sumur dalam.

Advertisement

Menurut dia, saat ini seluruh lembaga keswadayaan masyarakat (LKM) di kelurahan tersebut masih merampungkan detail engineering design (DED). Dana bantuan tersebut sudah turun Rp2 miliar, menurut informasi sisanya yakni Rp1 miliar akan turun awal tahun.

“Mengapa sembilan kelurahan tersebut yang dipilih? Karena di kelurahan itu masih banyak kawasan kumuh yang perlu penataan,” ujar dia kepada Solopos.com, Jumat (18/12/2015).

Lebih lanjut, penataan kawasan kumuh tersebut ditargetkan akan selesai Maret tahun depan. Dia menuturkan sembilan kelurahan tersebut memang tergolong wilayah yang butuh penanganan.

Advertisement

Lurah Tegalharjo, Ahmad Khoironi, mengatakan bantuan dari pemerintah pusat tersebut akan dimanfaatkan untuk menata kawasan kumuh yang ada di wilayah tersebut. Rencananya, bantuan itu digunakan untuk membangun sumur dalam dan memperbaiki drainase.

Dia mengatakan salah satu kawasan yang masih kumuh yakni di wilayah RW 003. Di kampung itu penataan lingkungannya masih semrawut dan drainase sebagian besar rusak. Selain itu, warga yang tinggal di kampung tersebut juga kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

“Saat kemarau biasanya warga di kampung tersebut kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Untuk itu, warga mengusulkan untuk pembangunan sumur dalam terlebih dahulu,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif