SOLOPOS.COM - Stasiun Jebres yang kini kembali terlihat megah setelah direnovasi. Dinas Tata Kota Pemkot Solo berencana melakukan penataan menyeluruh kawasan sekitar Stasiun Jebres, namun rencana ini dikhawatirkan tumpang tindih dengan rencana penataan serupa dari Kementerian Perhubungan yang melibatkan Dishubkominfo Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Stasiun Jebres yang kini kembali terlihat megah setelah direnovasi. Dinas Tata Kota Pemkot Solo berencana melakukan penataan menyeluruh kawasan sekitar Stasiun Jebres, namun rencana ini dikhawatirkan tumpang tindih dengan rencana penataan serupa dari Kementerian Perhubungan yang melibatkan Dishubkominfo Solo. (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SOLO — Kalangan DPRD Kota Solo mencium adanya potensi tumpang tindih dalam penataan kawasan Stasiun Jebres. Sebelumnya, Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Solo mewacanakan akan menata kawasan tersebut lewat sayembara bernilai Rp200 juta. Di sisi lain, saat ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Dishubkominfo Solo juga memulai penataan lewat pelebaran trotoar di sekitar stasiun.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Anggota legislatif dari PDI Perjuangan (PDIP), Honda Hendarto, menyayangkan minimnya koordinasi antara SKPD di Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Menurutnya, fenomena ini bisa berimbas pada tumpang tindih program yang kontraproduktif. “Setahu saya yang ngukur-ngukur itu programnya pusat, bukan DTRK. Tujuannya agar penumpang yang turun dari stasiun kalau jalan kaki tidak melalui rel kereta. Akhirnya dibuatkan trotoar yang terintegrasi dengan halte BST di sekitar stasiun,” ujarnya, Jumat (28/9/2012).

Ketua Komisi III DPRD Solo ini justru belum mengetahui rencana penataan kawasan stasiun dari DTRK. Honda kaget saat membaca media massa ihwal rencana DTRK yang ingin menyayembarakan penataan tersebut. “Setelah itu saya telepon Bappeda, mereka juga tidak tahu. Katanya tidak muncul di APBD. Hla kan aneh, terus uang buat sayembara itu dari mana?,” selidiknya.

Dari konsep penataan yang ia ketahui, Honda menengarai kawasan Stasiun Jebres akan disulap menyerupai kawasan Stasiun Purwosari. Honda mengatakan, pedestrian, kanopi dan tempat duduk akan ada di kawasan tersebut. “Terus yang mau ditata DTRK apa lagi? Saya yakin tidak ada koordinasi di sini. Sejak dulu SKPD kok enggak beres koordinasinya. Berulangkali kami ingatkan di paripurna, tapi selalu disepelekan.”

Oleh karena itu, pihaknya mendesak SKPD terkait untuk segera berkoordinasi ihwal penataan stasiun. Pasalnya, imbuh dia, rencana tersebut sudah mulai berdampak pada warga. “Kompensasi bagi yang terkena dampak penataan harusnya ada. Terkait belum adanya sosialisasi, saya pikir ada miskomunikasi di sini. Setahu saya sudah ada sosialisasi.”

Kepala DTRK Solo, Ahyani, mengaku tak mengetahui penataan kawasan Stasiun Jebres yang dibikin Kemenhub. Dia justru mengira pengukuran yang ada di kawasan stasiun adalah pekerjaan PT Kereta Api Indonesia (KAI). “Kalau ngukur-ngukur ya PT KAI, kan itu lahannya mereka.”

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, menyatakan SKPD selalu berkoordinasi dalam setiap rencana program. Sekda menilai, kekhwatiran tumpang tindih penataan di kawasan stasiun tidak beralasan. “Pemkot dan pusat selalu bersinergi kaitannya dengan penataan ruang. Antar SKPD juga selalu berkoordinasi. Mengenai kompensasi, kelihatannya belum bicara sampai ke situ. Nanti kami lihat lagi,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya