Soloraya
Selasa, 14 Februari 2017 - 00:10 WIB

PENATAAN KOTA SOLO : Warna Pelangi Taman Patung Obor Manahan Terus Tuai Kritik

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo menyelesaikan pengecatan warna pelangi di kanstin Patung Obor Manahan, Solo, Kamis (9/2/2017). (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Penataan Kota Solo, kritik terus dilancarkan terkait penggunaan warna pelangi di taman Patung Obor Manhan.

Solopos.com, SOLO — Pengecatan bundaran patung obor Manahan dengan warna pelangi terus menuai kritik. Setelah dicibir masyarakat, pewarnaan ulang yang bertujuan memeriahkan Hari Jadi ke-272 Kota Solo pada 17 Februari mendatang ini juga dikritik kalangan legislator.

Advertisement

Kalangan anggota DPRD Kota Solo menilai pengecatan ulang ini mestinya menonjolkan kekhasan Kota Solo. Anggota Komisi II DPRD Solo, Kosmas Krisnamurti, menilai pewarnaan bundaran Patung Obor Manahan menggunakan warna pelangi dinilai kurang tepat.

Menurutnya, alangkah lebih baik jika Pemkot dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memilih warna yang lebih mencirikan Kota Solo. “Dipastikan dulu boleh dan tidaknya pewarnaan yang seperti itu. Jika memang tak ada larangan, lebih baik disesuaikan dengan kondisi sekitar. Mungkin kalau harus bercorak harusnya warna-warna natural,” tuturnya kepada wartawan, Senin (13/2/2017). (Baca: Warna Pelangi Taman Patung Obor Manahan Dicibir, Ini Tanggapan DLH)

Politikus Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (FPDIP) ini memaklumi jika Pemkot ingin menghadirkan nuansa berbeda di spot umum seperti taman atau patung jelang HUT ke-272 Kota Solo, 17 Februari mendatang. Namun demikian, mempercantik kota ini tak boleh sembarangan.

Advertisement

Menurutnya, Pemkot mesti mempertimbangkan banyak hal sehingga tak asal pilih warna. Sedangkan Anggota Komisi II DPRD Kota Solo, Ginda Ferachtriawan, mempertanyakan maksud pengecatan dengan warna pelangi pada bundaran patung obor Manahan yang sudah dilakukan beberapa hari lalu.

“Filosofinya bagaimana juga kurang jelas. Kami paham DLH ingin mempercerah wajah Kota Solo, salah satunya dengan mengecat ulang bundaran tersebut. Namun, perwajahan baru mesti didasarkan pada kesesuaian estetika kota,” paparnya.

Di sisi lain, ia menilai pengecatan bundaran Patung Obor Manahan seharusnya mengandung unsur warna khas Kota Solo. Ada beberapa warna yang dianggap merepresentasikan Kota Bengawan, antara lain biru tua khas Keraton Kasunanan Surakarta atau hijau milik Pareanom Mangkunegaran.

Advertisement

Tak hanya bundaran Patung Obor Manahan yang disorot, beberapa taman di Kota Solo juga dinilai tak mendapat perwajahan warna secara tepat. Ia mencontohkan pewarnaan di Taman Kerten yang mengusung warna hijau polos. Di samping itu, taman di depan Panti Waluyo juga diberi warna oranye.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif