Soloraya
Selasa, 8 Oktober 2013 - 18:30 WIB

PENATAAN MONUMEN 45 : Pemkot Pilih Konsep Taman Laboratorium

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi monumen 45 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi monumen 45 (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Solopos.com, SOLO — Badan Lingkungan Hidup (BLH) Solo menyeriusi pengembangan Monumen 45 Banjarsari (Monjari) sebagai taman berbasis laboratorium lingkungan hidup. Dana sebesar Rp3 miliar disiapkan untuk merealisasi wacana tersebut.

Advertisement

Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup (PKLH) BLH, Luluk Nurhayati,  mengatakan penataan Monjari digelar melalui sayembara yang dibuka mulai 7-21 Oktober.

Peserta sayembara, imbuhnya, diminta mengimplementasi konsep laboratorium lingkungan hidup yang mengacu pada delapan atribut kota hijau. Atribut itu di antaranya green planning and design, green building, green water, green open space, green energy dan green transportation.

“Intinya taman yang berkonsep ramah lingkungan,” ujarnya saat ditemui wartawan di Balai Kota, Selasa (8/10/2013).

Advertisement

Dengan kedelapan atribut tersebut, pihaknya menakar Monjari bakal memiliki tempat pembelajaran lingkungan, sumur resapan, energi surya, trek joging hingga berbagai jenis tanaman mulai tanaman obat hingga produktif. Sarana bermain anak juga akan dipertahankan dengan mengganti paving block dengan rumput. Meski memberi sejumlah arahan, pihaknya membebaskan peserta mengeksplorasi penataan Monjari sesuai tema.

“Dengan sistem sayembara, kami ingin tahu konsep Monjari yang diinginkan warga,” tuturnya.

Luluk menyebut penataan taman yang bernama lain Villa Park ini akan terintegrasi dengan lingkungan sekitar. Setidaknya kawasan Jl. Monginsidi, Jl. D.I. Panjaitan dan Jl. Lumban Tobing bakal ikut ditata.
Meski penataan meluas, dia menjamin patung Serangan Umum tetap menjadi ikon Monjari yang utama.

Advertisement

“Aspek historis tetap dijaga meski mengusung konsep lingkungan.”

Lebih jauh, pihaknya menambahkan penyusunan detail engineering design (DED) berikut pengerjaan proyek akan dilakukan tahun depan.

“Kemungkinan besar DTRK (Dinas Tata Ruang Kota) yang akan mengerjakannya, kami sebatas perencanaan.”

Sementara itu, Kepala BLH, Agus Sutrisno, berharap desain Monjari yang terbaru mampu menjawab persoalan persampahan, drainase, cadangan air tanah, adaptasi terhadap perubahan iklim dan ruang terbuka hijau. Pihaknya menunjuk perwakilan dari Kementerian Pekerjaan Umum, pemerhati lingkungan dan akademisi sebagai juri sayembara berhadiah total Rp60 juta tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif