SOLOPOS.COM - Petugas Dishubkominfo menunjukkan alat parkir profresif elektronik kepada juru parkir dalam sosialisasi penerapan parkir progresif elektronik, Rabu (9/9/2015). (Ivanovich Aldino/JIBI/Solopos)

Penataan Parkir Solo, sistem parkir e-parking mobile diterapkan di Jl. dr. Rajiman.

Solopos.com, SOLO--Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menerapkan sistem parkir elektronik di Jl. dr. Rajiman Coyudan, Jumat (9/10/2015). Sistem e-parking mobile tersebut diklaim baru kali pertama di Indonesia.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Pengoperasian e-parking mobile on street ini baru kali pertama di Indonesia. Kami lihat di kota lain belum ada. Biasanya parkir elektronik mesinnya menggunakan dispenser seperti yang biasa ditemui di mal,” terang M. Usman, Kepala UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, ketika berbicara dengan wartawan di kantornya, Rabu (7/10/2015) siang.

Usman menjelaskan karakteristik perparkiran dalam kota yang minim lahan menjadikan salah satu pertimbangannya mengoperasikan perangkat e-parking mobile.

“Lebar jalan seperti di Coyudan itu hanya 13 meter. Hampir separuhnya disunat untuk lahan parkir motor dan mobil. Kalau mau dipasang mesin dispenser juga tidak mungkin. Nanti yang menjaga alatnya siapa,” jelas dia.

Menurut Usman, pengoperasian piranti e-parking mobile dirasa paling praktis ditilik dari cara penggunaan dan ekonomis dari sisi biaya. Disamping itu, Usman mengatakan parkir meter dispenser juga bakal memicu protes juru parkir (jukir) lantaran tugas mereka digantikan oleh mesin.

“Peralatan parkir meter dispenser cukup mahal [hampir enam kali lipat parkir meter mobile]. Makanya kami pilih yang praktis dengan memodifikasi printer portabel yang disambungkan dengan smartphone. Telepon dipilih yang menggunakan tombol qwerty plus touchscreen. Tujuannya memudahkan jukir. Perangkat nantinya dihubungkan dengan server yang ditanam di sekitar lokasi,” beber dia.

Usman mengungkapkan pihaknya mengoperasikan sembilan alat yang dioperasikan 20 jukir pada siang hari dan 20 jukir pada malam hari.

“Tadinya kami mau mengoperasikan delapan alat parkirmeter. Tapi melihat fluktuasi kendaraan yang tinggi, alat cadangan kami hapus untuk dioperasikan semuanya,” katanya.

Disinggung soal potensi pendapatan retribusi di kawasan bisnis tersebut, Usman mengatakan hingga akhir September lalu retribusi sepeda motor di sana mencapai Rp1.760.000 sedangkan mobil mencapai Rp7.456.000. Diharapkan sistem baru yang dianggarkan Rp200 juta tersebut bisa mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD).

”Harapan jangka pendeknya bisa mendongrak PAD. Jangka panjang sistem ini diharapkan bisa berdampak pada manajemen transportasi Kota Solo. Saat transportasi publik yang disediakan pemerintah sudah oke, tarif parkir di Solo akan dibuat lebih mahal lagi agar warga beralih ke transportasi masal. Tapi itu nanti setelah sistem transportasi semuanya mapan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya