Soloraya
Selasa, 17 Desember 2013 - 07:32 WIB

PENATAAN PASAR PUCANGSAWIT : "Masalahnya Bukan Gratis atau Bayar, Kami Hanya Ingin Dagangan Kami Laku "

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sejumlah pedagang di Pasar Pucangsawit, Senin (16/12/2013), asyik berbincang di halaman kios mereka. Perbincangan hangat tersebut terpotong saat solopos.com memperkenalkan diri.

“Mari silahkan duduk, kebetulan kami sedang mbahas soal rencana Pak Rudy yang mau menggratiskan kios-kios di sini,” ungkap seorang pedagang, Denok, 45 kepada solopos.com.

Advertisement

Ya, para pedagang saat ini sedang ramai membicarakan pernyataan Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo yang akan menggratiskan kios di Pasar Pucangsawit dan Pasar Panggungrejo.
Denok mengaku menyambut baik pernyataan Rudy tersebut. Namun, Denok mengatakan, sejumlah masalah masih terjadi di Pasar Pucangsawit, wacana kios gratis tidak begitu saja bisa diterima oleh para pedagang yang terlebih dahulu menempati kios-kios di pasar tersebut.

“Kalau memang untuk meramaikan pasar, kami setuju saja, mudah-mudahan benar-benar gratis selamanya. Masalahnya, sekarang ini beberapa kios yang tutup masih ada pemiliknya, padahal sudah lama tidak digunakan,” papar Denok.

Terkait hal ini, Denok mengharapkan ada ketegasan dari Dinas Pengelola Pasar (DPP) untuk segera melakukan penyegelan terhadap sejumlah kios yang sudah tidak terpakai.
Berdasar pengamatan solopos.com, sebagian besar kios di pasar tersebut memang terlihat tutup. Bahkan beberapa diantaranya terlihat rusak dan tidak terawat. Kondisi ini kian diperparah seiring datangnya musim hujan.

Advertisement

Bagian tengah pasar tersebut seringkali terdapat genangan air hujan karena atap bangunan pasar sudah banyak yang bocor.

Denok mengaku, para pedagang diminta untuk membayar uang tanda jadi sebesar 10 persen sebelum menempati kios di pasar tersebut. Meski demikian, Denok mengaku tidak semua pedagang membayar sesuai dengan ketentuan.

“Kalau dulu pertamakali seharusnya kami diminta membayar 10 persen, sisanya dibayar secara bertahap. Tapi tidak semua membayar sesuai ketentuan, bahkan sampai sekarang kami tidak pernah dimintai uang lagi,” terangnya.

Advertisement

Terkait dengan rencana digratiskannya kios-kios di pasar tersebut, Denok mengaku tidak keberatan, namun demikian, Denok mengingatkan agar kebijakan tersebut tidak hanya diberlakukan bagi orang-orang tertentu.

Hal senada diungkapkan oleh pedagang lain, Yeheskiel Ade, 28. Ade mengatakan, kebijakan kios gratis dikhawatirkan menimbulkan masalah antar pedagang. Ade bahkan menganggap, kebijakan tersebut akan sulit diterapkan di Pasar Pucangsawit.

“Masalahnya bukan gratis atau bayar. Kami di sini inginnya dagangan kami laku. Kalau ada kebijakan gratis, nanti pasti muncul masalah antar pedagang maupun calon pedagang di pasar ini. Di lantai atas sudah digratiskan tapi tetap saja tidak ada yang mau berjualan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif