SOLOPOS.COM - Suasana Bursa Mobil Bekas Sriwedari (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos/ilustrasi)

Penataan pedagang mobil Solo, lokasi PKL gerobak kuning masih ditempati sejumlah pedagang bursa mobil Sriwedari.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang Bursa Mobil Stadion Sriwedari masih memajang kendaraannya di lapak relokasi pedagang kaki lima (PKL) gerobak kuning, Minggu (10/4/2016). Pedagang mobil diarahkan masuk ke sebelah barat lapak PKL gerobak kuning (lahan latihan setir mobil) mulai pekan depan.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Pantauan Solopos.com, terdapat lima PKL gerobak kuning yang membuka lapaknya di sela bursa mobil. Belasan kendaraan yang dijajakan di bursa mobil tersebut terparkir persis sisi timur tembok Stadion Sriwedari. Selain itu masih ada mobil yang dijajakan di sebelah selatan stadion atau tepi Jl. Sriwedari (jalan tembus yang menghubungkan Jl. Kebangkitan Nasional dan Jl. Slamet Riyadi via THR Sriwedari).

Sejumlah pengunjung juga terlihat tidak nyaman dengan asap gas buang kendaraan yang berbagi lapak berjualan dengan PKL gerobak kuning. Saat mesin mobil yang knalpotnya mengarah ke lapak para pedagang, pengunjung pun memilih bergeser.

Salah seorang PKL gerobak kuning yang berjualan mepet di sisi selatan tembok Stadion Sriwedari, Semi Rejeki, 51, menuturkan dia biasanya berjualan sayur, rokok, dan aneka minuman di tepi Jl. Sriwedari. Namun dia memilih pindah dan menempati lapak aslinya yang lebih teduh ketika berbagi lahan dengan pedagang bursa mobil.

“Di sana [tepi Jl. Sriwedari] cukup ramai dan panas. Saya pindah ke sini saja,” tuturnya saat ditemui, Minggu siang,

Semi mengatakan semenjak direlokasi Jumat (1/4/2016)  lalu, ia berjualan namun tidak rutin. Hasil penjualan di tempat baru tersebut menurun drastis dibandingkan lapak lamanya di city walk depan Solo Grand Mall.

“Jumat lalu saya belanja ke pasar habis Rp300.000. Seharian di sini cuma bawa pulang duit Rp20.000. Ya sekarang ditelateni saja. Kalau ada modal berangkat [jualan], kalau enggak ada ya libur dulu,” tuturnya.

Bakul yang sudah belasan tahun berjualan di tepi Jl. Slamet Riyadi ini mengaku telah menyiapkan rencana untuk menyambung hidup dan membiayai dua anak nya yang masih duduk di bangku SMP dan SMK.

“Saya mau bikin gerobak kecil saja. Yang ini [gerobak kuning] biar ditinggal di sini dijaga bapaknya. Saya keliling pakai gerobak kecil saja. Pelanggan di sekitar Solo Grand Mall masih banyak. Kalau bolak-balik mengantar ke sana tidak cucuk,” akunya.

Menanggapi keluhan sejumlah PKL gerobak kuning, Wakil Ketua Bursa Mobil Stadion Sriwedari, Sony Trismanto, mengemukakan salah satu kendala penataan mobil di tempatnya lantaran minimnya tenaga koordinator lapangan (korlap).

“Korlap kami cuma empat untuk satu stadion. Kami kurang banyak. Saat yang satu sibuk memberikan karcis, belum sempat mengarahkan sopir mobil bursa, mobilnya sudah diparkir di sana [lapak relokasi PKL gerobak kuning]. Sosialisasi ke pedagang sudah. Tapi masalahnya hari ini yang berangkat sopirnya. Jadi belum tahu semuanya,” ujarnya.

Sony menjanjikan mulai pekan depan pihaknya bakal tegas kepada koordinator lapangan (korlap) yang bertugas di sisi selatan Stadion Sriwedari untuk mengarahkan semua pedagang atau sopir bursa mobil menata kendaraannya di sebelah barat PKL gerobak kuning.

“Ke depan Jl. Sriwedari kosong dan bisa dipakai PKL semua. Apalagi kondisinya ini sedang lesu. Semua mobil yang di Jl. Sriwedari muat kalau masuk ke lahan setir mobil,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya