SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO–Seribuan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Solo masih beraktivitas di zona larangan berjualan. Pemkot baru dapat menertibkan 3.900 pedagang atau 67% dari total PKL sebanyak 5.817 orang tiga tahun terakhir.

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo, Subagiyo, mengatakan tak kurang dari 3.900 PKL berhasil ditertibkan dalam program penataan PKL medio 2011-2013. Selama ini, pihaknya memberi fasilitas berupa los dan kios di pasar tradisional, selter hingga gerobak untuk menertibkan PKL tersebut. “Kami berkomitmen memberi solusi PKL berdasarkan karakter jualannya,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota, Senin (3/2/2014).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pihaknya mengakui masih ada sekitar 1.900 bakul yang belum tersentuh penertiban. Seribuan PKL tersebut tersebar di beberapa lokasi seperti belakang kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Jl. Bhayangkara (kawasan Baron), sebagian Jl. Gatot Subroto (ke utara sampai perempatan Ngarsopuro), Jl. A. Yani, Jl. Sabang hingga kawasan Jembatan Kali Anyar, Nusukan. Pihaknya menargetkan sejumlah wilayah ini bersih dari PKL pada awal 2015. Subagiyo berharap tahun itu Solo sudah terbebas dari problem PKL yang erat dengan imej kumuh dan memacetkan jalan raya. “Kami tetap mengedepankan upaya persuasif dalam menata pedagang,” tutur dia.

Tahun ini, pihaknya berkonsentrasi merampungkan revitalisasi Pasar Gilingan yang bakal menampung ratusan PKL dari Jl. Sabang hingga Jl. A. Yani. Selain itu, Subagiyo terus berkomunikasi dengan puluhan PKL belakang UNS agar mau dipindah ke Pasar Panggungrejo. “Kami juga sedang menyiapkan selter bagi PKL Komplang,” kata dia.

Ihwal penertiban pedagang di Kali Anyar, Subagiyo masih menimbang. Di dekat sungai tersebut terdapat sembilan PKL yang berjualan komoditas bambu. Menurut dia, cukup sulit menentukan lokasi pengganti bagi para PKL tersebut. “Rohnya di situ. Sejauh ini pengelolaan retribusinya diserahkan pada petugas Pasar Joglo.”

Sementara itu, sebanyak 159 pedagang burung dari kawasan Depok dan Widuran mulai bersiap pindah ke selter yang terletak di belakang Pasar Depok. Lurah Pasar Burung Depok, Agus Suharto, mengatakan proses pendataan terhadap sejumlah PKL sudah rampung. “Tinggal menunggu instruksi DPP untuk pemindahan,” ujarnya.

Agus menambahkan ruas jalan di kawasan Depok harus steril dari PKL pascarelokasi. Diketahui, jalur di depan Pasar Depok hingga perkampungan warga sangat ruwet lantaran digunakan PKL berdagang. Kondisi itu bertambah parah pada hari libur. “Ada tiga blok selter yang dibangun untuk PKL. Nantinya lokasi ini bakal dibagi untuk PKL burung hias, sangkar, makanan burung dan pedagang kuliner,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya