SOLOPOS.COM - Suasana di Sunday Market Manahan, Minggu (5/7/2015). Jumlah PKL di Suday Market terus meningkat hingga memakan ruang parkir pengunjung.(JIBI/Solopos/Irawan Sapto Adhi)

Penataan PKL Solo menyasar para PKL yang berjualan di sunday market Manahan setiap Minggu pagi.

Solopos.com, SOLO — Pedagang kaki lima (PKL) di sunday market Manahan Solo akan ditertibkan tahun depan. PKL juga akan ditarik retribusi sesuai luasan lokasi yang dimanfaatkan untuk berjualan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sekretaris Paguyuban PKL sunday market Manahan, Heru Purwanto, mengatakan awal tahun depan seluruh PKL yang berjualan di pasar dadakan yang hanya buka setiap Minggu pagi tersebut akan ditata.

Penataan tersebut meliputi pedagang tidak boleh berjualan di akses jalan pengunjung. Selain itu, dagangan juga tidak boleh menjorok ke akses jalan.

“Ada beberapa pedagang yang dagangannya ditaruh di jalan, itu kan membuat kondisinya kurang tertib. Itu yang ingin kami ubah dan ditata,” kata dia saat ditemui di sunday market Manahan, Minggu (27/12/2015).

Heru menuturkan retribusi untuk PKL juga akan lebih ditertibkan. Yakni retribusi akan dibayarkan pedagang sesuai dengan luas lahan yang ditempati. Dia mengakui saat ini pembayaran retribusi pedagang tidak sesuai dengan luas tempat yang digunakan.

Saat ini nilai retribusi yang harus dibayarkan PKL yaitu Rp2.500/pedagang. Terkadang, kalau pedagang tersebut menggunakan tempat yang cukup luas bisa membayar lebih dari itu.

“Saat ini masih ada pedagang yang berjualan di tempat seluas 5 meter tetapi bayar retribusinya hanya dua meter. Kondisi seperti itu yang akan kami tertibkan di tahun depan,” jelas dia.

Warga Gilingan itu menuturkan penataan PKL tersebut berkaitan dengan adanya kenaikan target pendapatan asli daerah (PAD) dari Pemkot. Tahun depan PAD di sunday market Manahan senilai Rp3 juta/kegiatan. Nilai ini naik dibandingkan tahun ini senilai Rp2 juta/kegiatan.

Menurut dia, selain memaksimalkan retribusi dari PKL yang sudah menjadi anggota paguyuban, pengurus juga memaksimalkan untuk menarik retribusi dari PKL yang berjualan secara temporer. Saat ini ada sekitar 100 pedagang temporer yang berjualan di pasar tersebut.

“Biasanya pedagang temporer tersebut berasal dari pedagang yang berjualan di car free day (CFD) Jl. Slamet Riyadi, CFD Solo Baru, dan lainnya. Mereka mampir ke Manahan sini karena bukanya lebih lama,” ujar dia.

Ketua Paguyuban PKL sunday market Manahan, Joni Jondari, mengatakan jumlah PKL yang resmi ada sebanyak 1.100 pedagang. Namun, di luar jumlah itu ada ratusan pedagang yang tidak bisa menjadi anggota paguyuban.

Joni berharap Pemkot tidak sering meliburkan kegiatan sunday market Manahan. Apalagi tahun depan target PAD dinaikkan 50% dari tahun ini. “Kalau sering diliburkan, terus kami bisa memenuhi target PAD dari mana,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya