SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelecehan seksual. (Freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPKBP3A) Kabupaten Sukoharjo, Proboningsih Dwi Danarti, mendorong aparat penegak hukum untuk melakukan tes DNA. Tes ini untuk membuktikan dugaan pencabulan perempuan Sukoharjo berinisial G, 21, oleh bapak kandungnya, S, 58, seorang praktisi hukum di Sukoharjo.

Hal itu Proboningsih sampaikan saat dihubungi Solopos.com, Jumat (19/8/2023). Wanita yang akrab disapa Probo ini menilai tes DNA menjadi satu-satunya jalan untuk membuktikan tudingan tersebut. Ia juga menegaskan DPKBP3A Sukoharjo akan bekerja sama dengan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sementara itu, Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, melalui Kasatreskrim, AKP Teguh Prasetyo, mengaku pihaknya terus melakukan upaya pendalaman kasus tersebut. Bahkan ia juga mengabarkan perkembangannya kepada korban.

Teguh juga telah menyiapkan beberapa langkah yang akan ditempuhnya untuk menyelesaikan kasus tersebut. Namun ia tak dapat membeberkannya karena masih menjadi rahasia penyidikan.

Seperti diketahui G, 21, diduga dicabuli bapaknya yang juga seorang praktisi hukum di Sukoharjo, S, sejak 2016 saat ia masih duduk di bangku SMP. G akhirnya hamil dan mempunyai anak. Kasus tersebut kini tengah menjadi buah bibir lantaran proses hukumnya tak jelas hingga kini. Dugaan pencabulan itu sudah dilaporkan ke Polres Sukoharjo sejak 2021 lalu namun hingga kini belum ada penetapan tersangka.

G kini telah dinikahi secara siri oleh guru SMK-nya yang berinisial AP, 30. AP membantu korban melarikan diri dari rumah bapaknya dan bahkan menyekolahkan korban hingga lulus SMK sebelum menikahinya. Keterangan itu disampaikan Probo. Ia mengaku Dinas nya telah melakukan pendampingan psikologis terhadap korban hingga kini.

Proboningsih mengungkapkan hingga kini pihaknya masih mengikuti perkembangan kasus tersebut. Ia mengungkapkan suami siri korban, AP, 30,  sempat mengajukan pendampingan untuk korban ke Pemprov Jateng namun kemudian dilimpahkan ke DPKBP3A Kabupaten Sukoharjo. AP dulunya guru korban saat masih duduk di bangku SMK.

“AP berdua dengan korban, sempat melapor ke dinas kami. Pernyataannya sama seperti yang beredar dalam pemberitaan saat ini. Kami sudah mendampingi korban secara psikologis sampai saat ini,” ungkap Probo.

AP sendiri diketahui menjadi salah seorang yang membantu G melarikan diri dari rumahnya. Saat itu AP memilih membiayai G mengenyam pendidikan SMK hingga lulus. Ia juga memilih mengundurkan diri dari sekolah dan mencari pekerjaan lain demi bisa membantu G.

Setelah G lulus SMK, AP menikahi G secara siri dan mengaku kesulitan mendapatkan restu dari S untuk menikahinya secara resmi. Kini AP juga harus kehilangan pekerjaan dan harta benda karena memperjuangkan nasib istri sirinya itu.

S Bantah Semua Tuduhan

AP bersama korban juga menceritakan bahwa anak yang diduga hasil perbuatan bejat ayahnya itu disembunyikan S. Probo lantas mengambil langkah yakni dengan menemui S. Dalam pertemuan itu, S membantah tuduhan telah menghamili G, menyembunyikan anak dugaan hasil hubungan gelap itu, bahkan soal restunya terhadap AP dan G.

“Pernyataannya [S] jauh berbeda dengan yang disampaikan pelapor. Saya ingin mempertemukan keduanya karena jawabannya berbeda. Dia [S] tidak pernah mengakui jika pernah menghamili, anaknya tidak disembunyikan, S juga mengaku tidak masalah jika akan tes DNA untuk pembuktian,” ungkap Probo.

Sebelumnya Manager Divisi Pencegahan Penanganan Kekerasan Berbasis Masyarakat SPEK-HAM Solo, Fitri Haryani, juga meminta kepolisian melibatkan berbagai stakeholder untuk menuntaskan kasus tersebut.

Fitri menilai banyak pihak dapat diajak bekerja sama untuk melakukan penegakan hukum, mulai dari instansi pemerintahan hingga kejaksaan dalam pidana khusus. Bahkan Fitri menyebut, jika kejadian tersebut terbukti benar, hukuman yang diberikan kepada pelaku seharusnya lebih berat dibandingkan kasus percabulan pada umumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya