SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Oleh: Oriza Vilosa

Keberadaan situs porno diresahkan sejumlah kalangan. Di Sukoharjo, pengkonsumsian tontonan di situs tersebut dituding sebagai salah satu biang terhadap tingginya angka kasus cabul, baik oleh atau terhadap anak.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Baru-baru ini, Polres Sukoharjo menggelar serangkaian razia terhadap sejumlah warung internet (Warnet). Tak tanggung-tanggung, polisi langsung menyita CPU milik Warnet yang kedapatan menyimpan video porno.

Tak lain, tujuan razia itu adalah menekan angka kasus yang dianggap telah memasuki kategori mengkhawatirkan itu.

Penulusuran Espos terhadap sejumlah Warnet di Sukoharjo, Minggu (2/1), menyebut, terdapat beberapa varian akses untuk menemukan video porno.

Espos mendapati video yang mempertontonkan tarian eksotis seorang wanita yang hanya mengenakan pakaian dalam.

Wanita dalam video tersebut beraksi di depan layar program chat video atau obrolan yang dilengkapi fasilitas video.

Sementara video itu sendiri tersimpan di file berjudul pump chat pada folder my document. Folder itu dengan mudah terlihat di salah satu CPU yang disediakan untuk pelanggan.
N
amun operator Warnet tersebut, Agustin tak mengakui adanya video porno yang tersimpan. Dia menjelaskan para pelanggan biasa menyimpan file yang telah di unduh kemudian memindahkannya ke penyimpan file yang biasa dimiliki pelanggan, yakni flashdisk.

“Tidak ada video porno. File-file di my document biasanya merupakan titipan pelanggan dari hasil men-download (mengunduh-red). Rata-rata pengunjung hanya membuka facebook,” ungkapnya.

Sementara salah satu operator Warnet yang terletak di Jl Veteran, Sukoharjo, Tri mengakui banyaknya minat pelanggannya dalam mengakses tontonan porno.

Namun, di Warnetnya telah terpasang program untuk memfilter akses terhadap unduhan video porno.

“Dari awal berdiri atau enam bulan lalu, kami sudah memasang program. Tapi pengunduhan seperti itu akan merugikan konsumen lain, utamanya memperlambat koneksi pengguna lain,” jelasnya.

Selain kepentingan servis pelanggan seperti itu, lanjutnya, pemberian program pemfilter tersebut dianggapnya dapat membantu membatasi tindak asusila.

“Terus terang, sebenarnya penyediaan video seperti itu dapat mendongkrak pemasaran. 80% Pengunjung mencari film-film seperti itu,” akunya.

Tak kurang cara

Dia menyebut pencari video porno berasal dari beberapa kalangan usia. Menurutnya, peminat tak kurang cara dalam memenuhi kebutuhannya itu.

Dia menunjukkan paparan video mesum telah merambah ke situs jejaring sosial, facebook.

“Biasanya ada account facebook palsu (tak sesuai dengan identitas pemilik-red). Tak lain, account itu berisi video-video porno,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya