SOLOPOS.COM - Kondisi areal persawahan yang tercemar limbah ciu yang dibuang ke saluran irigasi pertanian di Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, Kamis (6/10/2016). (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos

Pencemaran lingkungan Sukoharjo, ulah pembuat ciu membuang limbah ke saluran irigasi membuat petani berang.

Solopos.com, SUKOHARJO — Petani di di sejumlah desa di Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, memprotes para pembuat ciu di Bekonang, Mojolaban, yang membuang limbah ke saluran irigasi wilayah mereka.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Warga mengancam melakukan unjuk rasa apabila limbah cair ciu masih dibuang ke saluran irigasi pertanian.

Pantauan Solopos.com, Kamis (6/10/2016), air saluran irigasi di Desa Karangwuni, Kecamatan Polokarto, dan Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban, berwarna hitam pekat. Bau limbah ciu menyengat hidung.

Limbah cair ciu itu berasal dari sentra industri ciu di Desa Bekonang, Mojolaban. Limbah ciu dibuang ke saluran irigasi pertanian yang mengairi areal persawahan di empat desa yakni Desa Karangwuni dan Desa Pranan di Kecamatan Polokarto serta Desa Wirun dan Desa Tegalmade di Kecamatan Mojolaban.

Seorang petani asal Desa Karangwuni, Edi Supriyanto, mengatakan limbah ciu dibuang ke saluran irigasi setelah Dam Colo ditutup pada 1 Oktober lalu. Limbah ciu yang dibuang ke saluran irigasi langsung mencemari areal persawahan.

“Para petani tak berani menanam benih padi karena sawah telah tercemar limbah cair ciu. Ini sangat merugikan petani karena tak bisa bercocok tanam,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis.

Selain sawah, limbah ciu juga mencemari air sumur yang digunakan masyarakat untuk memasak dan mencuci. Air sumur yang tercemar limbah ciu tak bisa lagi dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari.

Supriyanto bakal berkomunikasi dengan para petani lainnya untuk menyikapi masalah itu. “Apabila tak ada tindak lanjut dari instansi terkait, kami akan menutup saluran irigasi agar limbah cair ciu tak mencemari sawah. Kondisi ini tak bisa dibiarkan karena merugikan masyarakat dan petani,” papar dia.

Petani lainnya di Desa Wirun, Darsono, mengungkapkan hal senada. Pembuangan limbah ciu ke saluran irigasi pertanian terjadi sejak empat tahun lalu. Kala itu, para petani sampai berunjuk rasa dengan mendatangi sentra industri ciu di Desa Bekonang.

Mereka melakukan pertemuan dengan para pengrajin ciu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Para pengrajin membuat surat berisi pernyataan bakal menghentikan produksi alkohol jika terbukti membuang limbah cair ke saluran irigasi pertanian.

“Ternyata masih ada pengrajin yang nekat membuang limbah ciu ke saluran irigasi. Surat pernyataan yang ditandatangani tak digubris,” tutur dia.

Di sisi lain, Kepala Desa Tegalmade, Wawan Rubianto, mengatakan limbah ciu yang dibuang ke saluran irigasi mencemari areal persawahan dan permukiman. Wawan bakal berkoordinasi dengan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Mojolaban untuk mencari solusi masalah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya