Soloraya
Senin, 30 Maret 2015 - 23:15 WIB

PENCEMARAN SOLO : Warga Pucangsawit Keluhkan Bau Limba MCK Komunal

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi IPAL (Dok/JIBI/Solopos)

Pencemaran Solo berupa pencemaran udara bau MCK dikeluhkan warga Pucangsawit, Solo.

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga RT 002/RW 011 Pucangsawit, Jebres, mengeluhkan bau limbah dari MCK komunal IPAL USRI 2013. Bau limbah tercium sepanjang gorong-gorong terbuka di dekat rumah warga.

Advertisement

Warga RT 002/RW 011 Pucangsawit, Nyomi Wasiyati, 42, saat ditemui Solopos.comdi rumahnya, Senin (30/3/2015) mengatakan sejak dibangun dan pertama kali digunakan 2014 lalu, warga sudah mengeluhkan bau limbah.

Limbah cair dari MCK USRI 2013 di RT 001/RW 011 mengalir langsung ke gorong-gorong yang melintang mulai dari seberang rumah warga RT 002/ RW 011 di sebelah timur MCK sampai ke utara gapura RT 002/RW 011

“Sebelum ada MCK sebenarnya sudah bau. Tapi setelah MCK dibangun, bau bertambah parah dan selalu terjadi tiap hari. Bau sering tercium saat pagi sekitar pukul 06.00 WIB dan pukul 15.00 WIB ke atas. Pokoknya saat jam aktivitas MCK warga, pasti bau. Apalagi saat tidak hujan, sore hari kena panas kan air menguap, baunya juga tambah tajam,” kata dia.

Advertisement

Warga RT 002/RW 011 Pucangsawit lainnya, Warsi Suroso, 56, Senin, mengatakan bau yang tercium adalah bau khas limbah WC.

“Sebenarnya sudah melapor ke pak RT. Setiap kumpulan rapat warga selalu dibahas. Tapi belum ada solusinya. Sementara ini menunggu langkah PNPM selanjutnya,” kata dia.

Sementara itu Ketua RT 002/RW 011 Pucangsawit, Nur Ardiyanto, 44, mengatakan sebenarnya sudah ada pipa paralon yang langsung menghubungkan MCK dengan saluran pembuangan limbah.

Advertisement

Sayangnya, pipa tersebut hanya sampai di perbatasan permukiman RT 001/ RW 011. Selebihnya langsung mengalir hingga sebelah utara gapura. MCK Urban Sanitation and Rural Infrastructure (USRI) di Pucangsawit dibangun pada 2013 merupakan program pendukung PNPM mandiri dengan dana dari APBN.

“Seharusnya begitu air sampai di gapura, ada saluran yang meneruskan air limbah ke pembuangan limbah MCK. Namun Karena saluran terlalu sempit dan sering tertutup sampah, air limbah di gorong-gorong berbelok ke utara.

Sampah sudah sering dibersihkan, namun selalu kotor kembali karena material sampah yang terbawa air hujan pasti masuk ke gorong-gorong hingga menyumbat sampai ke bagian dalam,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif