SOLOPOS.COM - Ilustrasi penculikan bocah (bestfamilytraditions.com)

Penculikan Boyolali, salah satu orang yang membawa pergi 4 bocah Sawahan berinisial B.

Solopos.com, BOYOLALI — Kasus dugaan penculikan empat bocah asal Kampung Sawahan, Desa Sawahan, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, perlahan menemui titik terang. Salah satunya terkait identitas pria pengendara motor yang menjemput anak-anak itu di TK Bakti.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Berdasarkan keterangan para orang tua korban dari pengakuan anak-anak mereka, pelaku berusia 20-30 tahun. Saat menjemput anak-anak, pelaku membawa tas ransel dan mengendarai motor matic. Sayangnya, hasil rekaman video dari kamera closed circuit television (CCTV) di lokasi kejadian tak mampu membaca pelat nomor motor pelaku secara jelas.

Hal itu disebabkan jarak motor pelaku dengan kamera CCTV cukup jauh. Rekaman kamera CCTV juga memperlihatkan pelaku mendatangi anak-anak yang tengah bermain di taman bermain TK Bakti, Desa Sawahan, tepat di depan Kantor Kecamatan Ngemplak.

Tak berselang lama, pelaku memutar kendaraan dan anak-anak dengan riang menaiki motor pelaku berimpitan. Diduga anak-anak itu tertarik dengan iming-iming layang-layang pesawat dan mainan sinar laser yang dibawa pelaku.

Setelah itu, pelaku pergi membawa anak-anak itu. Belakangan baru diketahui bahwa anak-anak itu dibawa ke tol Solo-Kertosono (Soker), Dukuh Kadokan, Sawahan, dan ada dua orang lainnya yang telah menanti di sana.

“Berdasarkan pengakuan salah satu anak, pelaku memakai sejenis kalung dan di kalung itu tertera namanya,” ujar Harianto, salah satu orang tua anak yang sempat dibawa pelaku, Rabu (19/4/2017).

Harianto melanjutkan di kalung pelaku tertera nama berinisial B. “Anak-anak hanya membaca nama di kalung pelaku. Mereka enggak terpikir tanya asal pelaku dari mana dan tanya lain-lainnya. Namanya saja anak-anak,” imbuhnya.

Orang tua korban lainnya, Yusuf Mustafa, mengaku telah berkoordinasi dengan pengelola dan guru sekolah anak-anak mereka. Pengelola sekolah langsung meresponsnya. Salah satunya, saat jam pulang sekolah anak-anak tetap dijaga di dalam sekolah.

Anak-anak dilarang keluar halaman sebelum ada orang tua atau kerabat yang menjemput. “Ini sebagai upaya pengamanan. Sekolah bersama-sama wali murid menjaga keamanan,” terangnya.

Ada sejumlah spekulasi terkait insiden yang menimpa anak-anak Sawahan. Pertama, kata Yusuf, pelaku diduga kuat memiliki niat jahat memperdagangkan anak-anak dengan memanfaatkan media sosial. Hal itu diperkuat dengan pemotretan anak-anak dengan menyuruh mereka mengenakan kaus tertentu.

Dugaan kedua adalah pelaku iseng. Pelaku yang tak dikenal itu sama sekali tak menyadari perbuatan mereka itu sangat meresahkan orang tua.

“Kalau memang punya niat baik, kenapa tak bilang baik-baik. Atau, kenapa harus membawa anak-anak ke lokasi tol. Padahal, anak-anak sama sekali tak mengenal pelaku,” ujarnya seraya berharap polisi bisa mengungkap kejadian ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya