SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pencurian Sapi (Dok/JIBI/Bisnis)

Pencurian Karanganyar, warga Karang kehilangan lima sapinya karena dicuri.

Solopos.com, KARANGANYAR — Warga Dukuh Telap, RT 002/RW 010, Desa Karang, Karangpandan, Sunarsi, 62, kehilangan lima ekor sapinya karena dicuri pada Sabtu (24/12/2016).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Akibat kejadian itu, Sunarsi dirugikan senilai Rp122 juta-Rp125 juta. Lima ekor sapi yang dicuri merupakan jenis limousin.

Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, kejadian pencuian itu kali pertama diketahui salah satu karyawan Sunarsi, Sukarno, 45, warga Dukuh Tagung, RT 001/RW 001 Desa Karang, Ngargoyoso. Sukarno datang ke kandang pada Sabtu sekitar pukul 06.30 WIB.

Sampai di kandang, dia kaget saat menghitung jumlah sapi yang semula 12 ekor ternyata tinggal tujuh ekor. Sukarno lalu memberi tahu Sunarsi. Dia menjemput Sunarsi ke rumahnya.

Sunarsi mengecek laporan pegawainya itu. Tidak berselang lama, satu pegawai Sunarsi lainnya, warga Dukuh Pakel, RT 002/RW 001, Desa Gerdu, Karangpandan, Tarno, 53, datang ke kandang.

Tarno bertugas memberi makan sapi setiap hari. Tiga orang itu kemudian berupaya mencari sapi yang hilang. Mereka mencari ke sejumlah pasar hewan di Purwantoro Wonogiri, Magetan (Jawa Timur), Pasar Sapi Karangpandan, Pasar Sapi Sragen, dan Pasar Sapi Bekonang Sukoharjo. Namun, hasilnya nihil.

Korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Karangpandan pada Senin (26/12/2016) sekitar pukul 09.00 WIB. Salah satu anak Sunarsi, Dwi Haryanto, menuturkan lokasi kandang sapi itu di sekitar area persawahan.

Menurut Dwi, kandang itu tidak jauh dari permukiman warga. Tetapi, tidak ada warga yang tahu saat sapi milik ibunya itu dicuri.

Kandang sapi milik ibunya itu bukan kandang permanen atau menggunakan dinding tembok. Menurut lelaki yang juga Kepala Desa Berjo itu, pelaku tidak merusak kandang.

“Ada rumah di dekat kandang itu, tetapi katanya enggak tahu pas sapi dicuri. [Pelaku] enggak merusak kandang. Sebetulnya ada 14 ekor, tetapi laku dua ekor sebelum kejadian. Sisanya 12 ekor terus hilang lima ekor itu. Sisanya tujuh ekor,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Senin.

Dwi menjelaskan kebiasaan pegawai yang merawat sapi, mereka datang ke kandang pada pagi hari, memberi makan hewan pada siang hingga sore hari. Setelah itu, mereka pulang pada malam hari.

Sapi diikat menggunakan tali tambang dari plastik. Dia mengaku heran dengan kejadian itu. “Gedene semene, nembe pisan iki mbak [Sampai usia sekarang, baru kali pertama]. Kejadian nyolong sapi kok ya ora ana sik ngerti [Enggak ada yang tahu]. Gek piye sing nggawa [Bagaimana yang bawa],” tutur dia heran.

Pelaku diduga dengan mudah mengambil sapi karena kandang tidak dijaga. Sementara itu, Kapolsek Karangpandan, AKP Aris Dwi Handoko, belum memberikan pernyataan terkait kejadian itu. Dia tidak mengangkat telepon saat dihubungi Solopos.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya