SOLOPOS.COM - Pengunjung memasuki kawasan Air Terjun Grojogan Sewu melalui pintu II, Tawangmangu, Karanganyar. Foto diambil belum lama ini. (Solopos.com/Kaled Hasby Ashshidiqy)

Solopos.com, KARANGANYAR – Kabupaten Karanganyar lekat dengan industri pariwisatanya. Anda nyaris tidak pernah mendengar kata sepi dari Kabupaten Karanganyar.

Beragam objek wisata dapat Anda temukan dengan jarak yang tidak terpaut jauh di kabupaten dengan julukan Bumi Intanpari ini. Tidak peduli weekend atau weekdays, setiap hari pasti ada yang sengaja datang dengan niat berwisata.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Meskipun tidak pernah terdengar sepi, namun sebenarnya sepanjang 2023 lalu banyak objek wisata yang mengalami penurunan jumlah wisatawan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan jumlah wisatawan tersebut tentunya sebanding lurus dengan pendapatan yang menurun.

Menurut data Karanganyar Dalam Angka 2024 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Karanganyar, selama 2023 jumlah pengunjung wisata di Karanganyar tercatat sebanyak 395.139 orang. Angka itu sangat turun drastis jika dibandingkan dengan 2022 yaitu sebanyak 792.272 orang. Pendapatan yang diraup turun dari Rp12,1 miliar menjadi Rp6,84 miliar saja.

Penurunan angka ini terjadi dikarenakan data pengunjung objek wisata Air Terjun Jumog di 2023 tidak tercatat oleh BPS. Sebagai informasi, Air Terjum Jumog dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Berjo, Kecamatan Ngargoyoso. Sayangnya, sepanjang dua tahun terakhir terjadi polemik dalam pemerintahan Desa Berjo yang berdampak pada BUMDes Berjo.

Pada 2023, total perolehan retribusi kunjungan wisatawan di Karanganyar mencapai Rp6,84 miliar. Angka tersebut berasal dari kunjungan wisatawan di  Grojogan Sewu, Candi Cetho, Parang Ijo, Candi Sukuh, Sapta Tirta Pablengan, New Balekambang, Museum Kampung Purba Dayu, Perhutani, dan Saraswati.

Objek wisata dengan kunjungan terbanyak yaitu Grojogan Sewu dengan pengunjung 216.044 orang sepanjang 2023. Candi Cetho naik di urutan kedua dengan 110.044 orang, lalu Candi Sukuh dengan 20.012 orang, New Balekambang dengan 16.179 orang, dan Parang Ijo dengan 10.906 orang.

Grojogan Sewu memperoleh pendapatan terbanyak yaitu Rp4,7 miliar disusul Candi Cetho Rp1,1 miliar. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, pendapatan yang diperoleh Grojogan Sewu dengan harga tiket yang sama mengalami penurunan sekitar Rp500 juta. Sedangkan Candi Cetho sedikit naik dengan selisih Rp260.000. Candi Sukuh juga mengalami peningkatan pendapatan di 2023 sebanyak Rp30 juta dari Rp370 juta menjadi Rp400 juta.

Bernasib sebaliknya, New Balekambang memiliki penurunan pendapatan yang tergolong banyak. Pada 2022 New Balekambang meraup pendapatan Rp722 juta, namun di 2023 hanya Rp323 juta.

Jika dilihat dari segi pendapatan, Perhutani masuk ke dalam top 5 setelah New Balekambang mengalahkan Parang Ijo. Hal ini disebabkan harga tiket yang lebih mahal. Harga tiket masuk Perhutani Rp15.000 sementara Parang Ijo Rp5.000. Perhutani meraup keuntungan Rp121 juta dengan wisatawan 8.077 orang, sedangkan Parang Ijo hanya Rp54 juta.

Objek wisata populer yang lain yaitu Saraswati, Museum Kampung Purba Dayu, dan Sapta Tirta Pablengan dengan total pendapatan sekitar Rp87 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya