Soloraya
Senin, 26 April 2021 - 12:12 WIB

Pendatang Masuk Sragen Jelang Lebaran Dipantau Ketat dan Ruang Geraknya Dibatasi

Muh Khodiq Duhri  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, menunjukkan kartu nama yang tertera Whats App (WA) center seusai memimpin apel pasukan di Mapolres Sragen, Senin (8/2/2021). (Solopos.com/Moh. Khodiq Duhri)

Solopos.com, SRAGEN -- Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, menginstruksikan jajarannya untuk memantau ketat para pendatang jelang Lebaran 2021. Penegasan itu disampaikan Kapolres Sragen untuk mengoptimalkan pencegahan persebaran Covid-19 jelang Lebaran.

"Selain menggelar penyekatan di perbatasan terhadap arus masuk orang [pemudik], Polres Sragen bekerja sama dengan Pemkab Sragen dan Kodim 0725/Sragen akan memantau kemungkinan adanya pendatang di setiap desa/kelurahan," ujar Kapolres Sragen kepada Solopos.com, Senin (26/4/2021).

Advertisement

Guna mempersiapkan pengawasan terhadap warga pendatang, mulai Senin dan Selasa (27/4/2021), setiap Polsek didampingi seorang perwira polisi akan mengadakan rapat koordinasi dengan seluruh kades dan lurah.

Baca juga: Baru 3 Hari Ngontrak Rumah di Sragen, Warga Kebakkramat Ditemukan Meninggal

Advertisement

Baca juga: Baru 3 Hari Ngontrak Rumah di Sragen, Warga Kebakkramat Ditemukan Meninggal

Masing-masing desa dan kelurahan nantinya akan dibentuk tim yang bertugas membatasi ruang gerak para pendatang. Tim juga akan menyusun jadwal kegiatan untuk mengantisipasi masuknya pendatang.

"Jika kemudian ditemukan warga pendatang, pemeriksaan persyaratan administrasi terkait kondisi kesehatan dan pemeriksaan fisik kesehatan berupa tindakan swab akan dilaksanakan. Bila mana diketahui membahayakan warga sekitar, maka akan dilakukan perintah untuk isolasi mandiri," tegas Kapolres Sragen.

Advertisement

Baca juga: Masih Semrawut, 22 Pengunjung Night Market Sukowati Sragen Langgar Prokes

Pada tahun lalu, seorang pendatang dari Semarang yang kedapatan bertamu pada malam hari juga diminta menginap di rumah itu selama semalam.

"Kalau ngeyel, pendatang akan kami isolasi di sana lagi," papar Kepala Desa Sepat, Mulyono. Rumah angker tersebut berlokasi tak jauh dari Pasar Pucuk Masaran.

Advertisement

Bangunan rumah milik Mulyono itu awalnya difungsikan sebagai gudang penyimpanan barang. Setelah usaha berhenti, rumah itu menjadi tidak terurus selama bertahun-tahun hingga dianggap berhantu.

Baca juga: Harta Bos Investasi Semut Rangrang Sragen Dirampas Negara, Korban Dapat Apa?

Rumah angker itu terpaksa digunakan untuk mengisolasi pemudik dan pendatang yang tidak tertib aturan pada tahun lalu. Sedianya, pemudik itu harus mengisolasi diri mereka sendiri selama 14 hari di rumah.

Advertisement

Akan tetapi, salah seorang pemudik kedapatan keluyuran hingga Kota Sragen. Akibatnya, pemudik itu akhirnya dijebloskan ke rumah angker tersebut. Pada tahun lalu, beberapa pemudik merasa tidak kuat tinggal di ruang isolasi. Mereka kapok lalu memohon pulang setelah beberapa malam bermimpi buruk.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif