Soloraya
Selasa, 5 Mei 2015 - 03:10 WIB

PENDIDIKAN BOYOLALI : Kompetensi Guru Bahasa Disesuaikan dengan Kurikulum 2013

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kurikulum 2013 (JIBI/Solopos/Dok.)

Pendidikan Boyolali khususnya pendidikan guru Bahasa Indonesia akan disesuaikan dengan Kurikulum 2013.

Solopos.com, BOYOLALI — Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mulai meningkatkan kompetensi guru Bahasa Indonesia SD, SMP, dan SMA terkait sistem pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013.

Advertisement

Pembekalan diberikan sejak saat ini meskipun Kurikulum 2013 ditunda dan akan dilaksanakan 2018 mendatang. Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Pardi Suratno, menjelaskan dalam Kurikulum 2013 guru Bahasa Indonesia dituntut untuk mahir dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks.

“Perbedaannya, kalau dulu Bahasa Indonesia dipelajari sebagai ilmu, pada Kurikulum 2013 Bahasa Indonesia digunakan untuk memahami, mengekspresikan, dan menyampaikan persoalan. Jadi, pembelajaran yang diberikan berdasarkan paradigma ilmiah,” kata Pardi, saat ditemui Solopos.com, di sela-sela kegiatan Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Bahasa Indonesia SMA/SMK se-Boyolali, di SMKN 1 Mojosongo, Senin (4/5/2015).

Paradigma ilmiah yang digunakan meliputi unsur mengamati, menanyakan, dan menyampaikan. Sistem pembelajaran ini tidak begitu sulit. Namun, guru Bahasa Indonesia perlu mendapatkan pelatihan yang memadai.

Advertisement

Dalam pelatihan yang rencananya akan digelar empat hari, guru Bahasa Indonesia fokus mempelajari penerapan Kurikulum 2013 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. “Kalau guru serius mengikuti pelatihan seperti ini, selanjutnya akan mudah menerapkan dalam kegiatan belajar mengajar,” jelas dia.

Pardi menjelaskan dengan melihat sumber daya anak saat ini, pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks akan lebih mudah dipahami siswa. Siswa juga akan lebih aktif dalam belajar. “Tentu siswa akan lebih senang dan tidak terbebani karena materi pelajaran tidak terlalu banyak. Siswa akan langsung mempraktikkan, bagaimana mengamati, menyampaikan, menanyakan sesuatu persoalan.”

Ketua panitia kegiatan, Sutarsih, menjelaskan pelatihan pembelajaran Bahasa Indonesia menghadirkan narasumber dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Advertisement

“Ada 60 guru yang ikut dalam peningkatan kompetensi kali ini,” kata Sutarsih, yang juga Peneliti Muda Balai Bahasa Provinsi Jateng.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif