Soloraya
Minggu, 1 Mei 2016 - 20:30 WIB

PENDIDIKAN KARANGANYAR : Minat Baca-Tulis Guru di Karanganyar Rendah

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi bursa buku murah. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Pendidikan Karanganyar diwarnai rendahnua minat baca dan tulis para guru.

Solopos.com, KARANGANYAR — Ikatan Guru Indonesia (IGI) Karanganyar menilai minat menulis dan membaca di kalangan guru masih rendah. Padahal kunci menggerakkan literasi itu berawal dari guru.

Advertisement

Hal itu terungkap dalam seminar dengan tema Menjadi Guru Profesional Dengan Meningkatkan Kemampuan Menulis Karya Ilmiah Melalui Gerakan Literasi di Pendapa Rumah Dinas Bupati Karanganyar, Minggu (1/5/2016). IGI Karanganyar menghadirkan dua pembicara, yakni Pengelola Jagad Abjad Solo, Bandung Mawardi; dan kepala sekolah berprestasi tingkat nasional sekaligus penerima Satya Lencana langsung dari Presiden RI, Mulyati Rahman.

“Mau menyisihkan sebagain dari sertifikasi dan gaji untuk beli buku. Sekarang guru lebih banyak beli baju daripada buku. Guru harus bisa menulis karya ilmiah, karya inovatif. Nah ini [acara] sebagai pemantik,” kata Ketua IGI Kabupaten Karanganyar, Giyato, di sela-sela acara.

Giyato menuturkan IGI Karanganyar akan menindaklanjuti kegiatan itu dengan menyelenggarakan diklat teknik dasar menulis, bimbingan penelitian, seminar, dan publikasi ilmiah. Giyato mengakui guru yang produktif menulis dan hasil tulisan dipublikasikan melalui penerbit belum banyak. “Kami memikirkan tujuan jangka panjang. Paling hanya 10% dari total 560 guru di Karanganyar itu sudah menulis dan diterbitkan oleh penerbit,” ujar dia.

Advertisement

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, kembali mengingatkan guru agar memusatkan perhatian pada pengembangan anak didik. Bukan sebaliknya berkutat pada administrasi, sertifikasi, dan lain-lain. Dia mempersilakan guru melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

“Jangan bicara sertifikasi, tetapi saat ditanya rangking dan hasil prestasi siswa, enggak ada yang mau bicara. Izin belajar di perguruan tinggi saya tanda tangani dengan catatan tidak mengganggu tugas pokok. Guru tugasnya mengajar, mendidik. Aja ngurusi administrasi kepangkatan. Ruwet,” tutur dia saat memberikan sambutan pada acara itu.

Pernyataan Bupati disambut paduan suara dari peserta seminar. Mereka memberikan persetujuan terkait hal itu. “Cocok. Cocok.”

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif