SOLOPOS.COM - Dua siswa SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar membuat permen pepaya di sekolahnya, Rabu (26/7/2017). (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pendidikan Karanganyar, dua siswi SMK membuat permen dari biji pepaya.

Solopos.com, SOLO — Biji pepaya yang biasanya dibuang ternyata bisa menjadi lebih berguna. Hal ini dibuktikan oleh dua siswa SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Dua siswa SMK tersebut, Upik Angela Pratiwi, 16, warga Jatiyoso dan Rahmawati Agustina, 16, warga Jumantono, mengubah biji pepaya menjadi permen berkhasiat tinggi. Permen buatan dua siswa SMK Kesehatan Bintang Nusantara itu diberi nama Candy Papaina yang berarti permen pepaya.

Bahan utama pembuatan Candy Papaina, yakni biji pepaya yang sudah dikeringkan. Permen buatan siswa kelas XI Jurusan Farmasi ini memiliki khasiat sebagai obat cacingan.

Di samping itu, Candy Papaina juga berkhasiat memperlancar haid bagi kaum Hawa dan mengobati perut kembung. Rabu (26/7/2017) pagi, Upik dan Rahmawati bergegas menuju laboratorium farmasi di sekolah mereka.

Di ruangan tersebut, Upik dan Rahmawati mendekati meja yang terdapat berbagai bahan pembuatan Candy Papaina, seperti biji pepaya, jelly powder, gula pasir, dan gelatin. Selama membuat Candy Papaina itu, Upik dan Rahmawati didampingi beberapa guru pendamping, Fitri Solehah cs.

“Pertama-tama, buah pepaya ini dikupas dan diambil bijinya. Biji pepaya itu dibersihkan terlebih dahulu sebelum dikeringkan [di bawah terik matahari]. Biji pepaya harus kering agar permennya tidak pahit,” kata Rahmawati saat ditemui wartawan di SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar, Rabu.

Pada kesempatan itu, Upik dan Rahmawati bahu-membahu membuat Candy Papaina yang berbahan utama dua buah pepaya jingga. Begitu biji pepaya sudah dibersihkan dan dikeringkan, Upik dan Rahmawati menghaluskan biji tersebut.

Selanjutnya, biji pepaya yang sudah halus itu dimasukkan benda mirip gelas yang sudah diberi air. Upik memberikan saringan kecil ke Rahmawati.

Rahmawati pun melakukan tugasnya mengambil sari biji pepaya itu dengan saringan. Berikutnya, Upik dan Rahmawati merebus air yang hanya berisi sari biji pepaya itu.

Agar dapat dibentuk seperti permen kenyal, Upik dan Rahmawati mencampur sari biji pepaya itu dengan jelly powder, gula, dan gelatin. Kali ini, perpaduan bahan pembuatan Candy Papaina itu siap dicetak setelah sebelumnya direbus sekali lagi.

Hasil cetakan didiamkan sebentar. Tahap berikutnya, Candy Papaina itu dikemas mirip permen sunduk. “Kebetulan, kami memperoleh tugas dari guru untuk menciptakan ide. Setelah memperoleh berbagai masukan dari orang-orang dekat, kami berpikiran membuat permen dari biji pepaya,” kata dia.

Pertimbangan lainnya, biji pepaya itu berkhasiat mengobati anak-anak yang kena cacingan. Biasanya, anak-anak itu susah sekali makan obat. “Makanya, kami membuat obat herbal yang menarik perhatian anak,” kata Rahmawati.

Upik menambahkan upaya mewujudkan gagasan membuat permen berbahan biji pepaya itu tak langsung berjalan mulus. Di awal pembuatan, Upik dan Rahmawati sempat kesulitan.

“Kami harus mengulang hingga tiga kali sebelum meraih hasil yang memuaskan. Saat kali pertama, rasa permen sangat pahit [biji pepaya belum dikeringkan]. Kedua, kami kesulitan mencetak hasil perpaduan semua bahan [belum dikasih gelatin]. Percobaan ketiga sudah menghasilkan permen yang diinginkan,” katanya.

Salah satu guru pendamping Upik dan Rahmawati, yakni Fitri Solehah, mengatakan permen hasil buatan anak didiknya itu dijual dengan harga Rp500 per sunduk. Sering kali satu buah pepaya berbiji dapat menghasilkan 15 permen sunduk.

Satu sunduk permen dibuat dari 20 biji pepaya. Permen pepaya ini memiliki masa kedaluwarsa selama satu bulan setelah diproduksi.

“Harga satu buah pepaya senilai Rp6.500. Begitu bijinya disulap menjadi permen, satu buah itu bisa menghasilkan 15 permen sunduk. Dari segi ekonomi, ini sangat menguntungkan. Dari segi kesehatan, Candy Papaina temuan anak-anak ini khasiat utamanya mengobati orang yang cacingan,” katanya.

Kepala Sekolah (Kasek) SMK Kesehatan Bintang Nusantara Karanganyar, Reno Moelia Sari Widyaningrum, mengatakan selalu mendorong peserta didiknya yang berjumlah 354 orang untuk terus berkreasi. Candy papaina buatan Upik dan Rahmawati ini sempat meraih juara [juara II] di lomba kreativitas dan inovasi (krenova) tingkat kabupaten beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya