Soloraya
Senin, 25 September 2017 - 02:00 WIB

PENDIDIKAN SOLO : Penguatan Karakter Butuh Revitalisasi Kompetensi Guru

Redaksi Solopos.com  /  Ayu Prawitasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi siswa SD (Dok/JIBI/Kabar24)

Pendidikan Solo akan dilakukan penguatan pendidikan karakter.

Solopos.com, SOLO — Revitalisasi potensi dan kompetensi guru penting dalam rangka penguatan pendidikan karakter (PPK) di sekolah. Tak hanya guru, revitalisasi juga harus menyasar tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, sampai keluarga.

Advertisement

Demikian disampaikan Kepala Seksi (Kasi) Penilaian Subdit Kurikulum Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (PSD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Susanti Sufyadi selaku narasumber kunci dalam Seminar Nasional Pendidikan Karakter yang diadakan SD Muhammadiyah 1 Solo di Hotel Sahid Jaya Solo, Sabtu (23/9/2017).

Seminar tersebut merupakan serangkaian acara perigatan Milad ke-82 SD Muhammadiyah 1 Solo.  PPK diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 87/2017. PPK merupakan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Target PPK adalah pembentukan individu berkarakter atau Generasi Emas 2045. Seminar tersebut juga menghadirkan narasumber dari praktisi pendidikan, Noor Endah Tjahyaningtias, dan Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) SD Dinas Pendidikan (Disdik) Solo, Wahyono, serta Ketua Dewan Pendidikan Kota Solo, Joko Riyanto.

Advertisement

Dalam sambutan Wali Kota yang dibacakan Wahyono disebut pendidikan harus mampu mewujudkan kecerdasan intelektual, kecerdasan moral, dan kecerdasan sosial. “Atau dalam paradigma pendidikan sekarang ini kita tidak hanya mengejar IQ, tetapi ESQ. Ketiga kecerdasan ini harus berjalan seiring. Jika hanya satu yang dipentingkan akan terjadi ketimpangan dan justru menyebabkan kehancuran bangsa. Saya yakin pendidikan di lingkungan Muhammadiyah sudah mengajarkan hal itu sejak dirintis K.H. Ahmad Dahlan pada 1912 lalu,” kata Wahyono.

Kepala SD Muhammadiyah 1, Sri Sayekti, menyebutkan seminar bertujuan membuka wawasan dan pemahaman guru serta kalangan pendidik. Acara tersebut diharapkan bisa mendorong tumbuhnya sekolah ramah anak.

“Terima kasih kepada Direktorat yang telah menghibahkan buku untuk mendukung gerakan literasi sekolah [GLS] dan penghargaan lomba pojok baca,” kata Sayekti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif