Soloraya
Jumat, 28 Oktober 2016 - 12:15 WIB

PENDIDIKAN SRAGEN : Peringkat HLS Rendah, BPS Sarankan Pemkab Perbanyak Beasiswa

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Pendidikan Sragen yakni terkait angka HLS tergolong rendah di Soloraya.

Solopos.com, SRAGEN — Angka harapan lama sekolah (HLS) atau expected years of schooling (EYS) di Kabupaten Sragen berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015 mencapai 12,21 tahun. Angka itu berada di peringkat terbawah kedua di Soloraya setelah Kabupaten Boyolali.

Advertisement

Selain itu, HLS Sragen masih berada di bawah angka HLS rata-rata di Jawa Tengah yang mencapai 12,38 tahun.

”Angka harapan lama sekolah itu naik 1,05 tahun sejak 2010 yang hanya mencapai 11,16 tahun. Itu adalah kenaikan poin yang cukup signifikan,” jelas Kepala BPS Sragen Laeli Sugiyono saat ditemui di kantornya, Kamis (27/10/2016).

Meski ada kenaikan HLS sebesar 1,05 tahun, lanjut Laeli, peringkat HLS Sragen di Soloraya masih rendah. HLS tertinggi di Soloraya dipegang Kota Solo yakni 14,14 tahun, disusul Sukoharjo 13,42 tahun, Karanganyar 13,27 tahun, Klaten 12,84 tahun, Wonogiri 12,42 tahun, Sragen 12,21 tahun dan Boyolali 12,13 tahun.

Advertisement

HLS Sragen yang berada di angka 12,21 tahun itu, kata Laeli, menandakan warga Sragen rata-rata baru bisa menempuh pendidikan dari jenjang SD hingga SMP. Mereka adalah warga Sragen dengan basis usia 25 tahun ke atas.

Melihat peringkat HLS yang masih rendah di Soloraya, BPS Sragen merekomendasikan kepada Pemkab Sragen untuk memaksimalkan pemberian beasiswa kepada mahasiswa dari kalangan keluarga kurang mampu. Sebagai imbal balik, kata Laeli, mahasiswa yang bersangkutan diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan setelah menamatkan kuliah.

”Kami juga merekomendasikan kepada Pemkab Sragen untuk memberikan keleluasaan kepada pegawai negeri atau swasta untuk menempuh pendididikan di perguruan tinggi guna peningkatan karier mereka. Jadi kalau pegawai itu mau melanjutkan kuliah ya jangan dipersulit izinnya. Niat pegawai untuk kuliah tersebut justru harus didukung,” terang Laeli.

Advertisement

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sragen Suwandi mengatakan Pemkab Sragen masih menggulirkan beasiswa dari jenjang SD hingga perguruan tinggi melalui Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan UPTPK.

Dia menilai antusiasme warga Sragen untuk mengikuti program pendidikan kejar paket terbilang tinggi. ”Tahun ini ada 700 lulusan pendidikan kesetaraan dari program kejar paket. Usianya rata-rata 30 tahun. Pendidikan kesetaraan ini bisa jadi alternatif bagi warga yang tidak punya kesempatan menempuh pendidikan formal,” terang Suwandi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif