SOLOPOS.COM - Ristanto (duduk), 22, dibimbing gurunya membuat karya stensil di sekolahannya, SLB Giri Wiyata Dharma Wonogiri, Kamis (20/4/2017). (Rudi Hartono/JIBI/Solopos)

Pendidikan Wonogiri, seorang siswa SLB membuat karya stensil yang diminati sampai Kalimantan.

Solopos.com, WONOGIRI — Ristanto, 20, dengan sangat berhati-hati memotong kertas berpola sosok seorang laki-laki di ruang belakang sekolahannya, SLB Giri Wiyata Dharma Wonogiri, di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Kamis (20/4/2017).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Guru pendampingnya, Ismu Asmoro, 28, membimbing penyandang tunagrahita atau lemah fungsi intelektual dan adaptasi itu dengan sabar. Ristanto mengikuti arahan gurunya dengan baik.

Kertas yang sudah terpotong sesuai pola berfungsi sebagai pencetak. Lalu kertas dilengketkannya ke papan MDF putih. Setelah pencetak tertempel sempurna, Ristanto menyemprotkan cat hitam. Setelah didiamkan beberapa menit supaya kering, pencetak diangkat.

Terciptalah gambar sosok laki-laki dengan warna hitam dan putih. Sebagai sentuhan akhir, pemuda bernama lengkap Muhammad Ristanto Ramadani itu menyempurnakannya dengan melukisnya secara manual.

Sejumlah gambar stensil karya siswa kelas XI SMA LB tersebut terpasang di meja dan dinding ruang kerjanya. Ada gambar seorang polisi, pasangan laki-laki dan perempuan, tokoh nasional, dan lain-lain. Karya-karya itu pesanan dari warga Wonogiri dan daerah lainnya yang sudah diselesaikan.

“Ristanto mulai memasarkan karyanya dua bulan lalu. Sebanyak 70 karya sudah dibuatnya. Pemasarannya kami bantu baik secara konvensional maupun online melalui media sosial,” kata guru pendamping, Ismu.

Di luar dugaan, kata dia, respons masyarakat sangat baik. Semula pesanan datang dari warga Wonogiri. Bahkan tak sedikit yang berulang kali memesan. Seiring merambatnya waktu pesanan datang dari berbagai daerah, seperti Cimahi, Bandung, Jawa Barat; Denpasar, Bali; Jakarta; Malang, Jawa Timur; Kalimantan Selatan, dan sebagainya.

Harga karya Ristanto dipatok sesuai ukuran. Ukuran A3 pigura tanpa kaca seharga Rp85.000/buah. Sedangkan ukuran 16R pigura tanpa kaca seharga Rp100.000/buah. Pigura dengan kaca atau panel ganda harga dipatok lebih tinggi, Rp120.000-Rp130.000/buah.

Bakat anak pertama pasangan Sadiyo-Santi warga Pandeyan RT 003/RW 002, Malangsari, Jatisrono, Wonogiri, itu diketahui saat kegiatan sekolah setahun lalu. Awalnya sekolah meminta lima anak membuat karya stensil untuk hiasan ruang sekolah.

Dari kegiatan itu karya Ristanto paling berestetika. Setelah itu guru membimbingnya membuat karya dengan objek foto para guru dan pahlawan. Puncaknya, saat Danrem/074 Warastratama Kolonel (Inf) Maruli Simanjuntak dan Dandim 0728/Wonogiri Letkol (Inf) Basuki Sepriadi berkunjung ke sekolah dan memberi sejumlah bantuan, akhir 2016 lalu, sangat mengapresiasi karya Ristanto.

Saat itu Ristanto menyerahkan foto stensil keduanya sebagai kenang-kenangan. “Saat itu menurut Dandim karya Ristanto bisa laku di pasaran. Setelah itu dicoba dipasarkan,” ulas Ismu.

Ristanto mengaku sejak SD sangat menyukai seni, terutama menggambar. Semakin lama dia bisa membuat seni kriya. Dia belajar membuat karya stensil secara autodidak melalui Youtube.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya