SOLOPOS.COM - Kasatreskrim AKP Dimas Bagus Pandoyo (kiri) bersama anggota Satreskrim Polres Sragen di depan rumah Priyo Budi, 36, di Nglorog, Sragen, Jumat (21/7/2017). (Istimewa/Budi/Warga Nglorog)

Kepala Dinas PUPR Sragen diperiksa polisi selama empat jam soal kasus penembakan rumah warga Banjar Asri.

Solopos.com, SRAGEN — Penyidik Satreskrim Polres Sragen terus mendalami kasus teror penembakan rumah dan mobil Priyo Dwi S., warga Banjar Asri, Sragen, oleh Sy alias Kp, 40, dan rekannya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Sedikitnya lima orang telah dimintai keterangan terkait kasus yang membuat gempar wong Sragen itu. Aksi tersebut dilatarbelakangi permintaan fee proyek. (Baca: hTerungkap, Ini Motif Penembakan Rumah Warga Banjar Asri)

Informasi yang dihimpun Solopos.com di Mapolres Sragen, Selasa (25/7/2017), salah satu orang dimintai keterangan adalah Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR), Marijo. Marijo dimintai keterangan selama sekitar empat jam.

Marijo diperiksa sebagai saksi dalam kasus itu. Tapi polisi enggan membuka secara gamblang materi yang ditanyakan kepada Marijo.

“Salah saksi yang kami panggil dalam pengembangan kasus yaitu kepala Dinas PUPR,” ujar Kapolres Sragen, AKBP Arif Budiman, melalui Kasatreskrim, AKP Dimas Bagus P.

Dia menjelaskan Marijo dimintai keterangan mulai pukul 08.00 WIB hingga sekitar 12.00 WIB. Kepada penyidik, Marijo mengaku mengenal sosok tersangka Sy alias Kp.

“Saksi kami tanya apa mengenal Saudara Kp, dia menyampaikan memang kenal. Tapi tidak terlalu mengenal. Itu salah satu materi yang kami tanyakan,” imbuh dia.

Selain memeriksa kepala Dinas PUPR, polisi juga meminta keterangan sejumlah rekanan atau kontraktor proyek Pemkab Sragen. Sangat dimungkinkan jumlah saksi yang dipanggil polisi bertambah.

“Kan masih kami kembangkan juga. Terkait apa saja kan tidak hanya hari ini. Kalau kurang keterangan bisa kami panggil lagi. Hari ini kami panggil semua,” tambah dia.

Ihwal tersangka Kp, Kasatreskrim mengatakan sudah dipindahkan ke tahanan Mapolres Sragen. Tapi lantaran yang bersangkutan belum bisa berdiri, untuk sementara dirawat di klinik.

“Untuk sementara masih di klinik Polres untuk penyembuhan. Karena kakinya kan patah, dan belum bisa digunakan untuk duduk. Tapi statusnya sudah tahanan,” kata dia.

Sedangkan penyebab jatuhnya tersangka saat melakukan aksinya, AKP Dimas tak mau berspekulasi. Tapi menurut dia tak menutup kemungkinan karena panik dikejar warga.

Sedangkan mengenai kepemilikan senjata api (senpi) jenis FN, AKP Dimas mengatakan senjata itu milik Kp. Polisi masih menyelidiki dari mana Kp mendapat senjata itu.

“Kami masih proses penyidikan. Pengembangannya belum. Itu [senpi] kami sampaikan setelah penyidik sudah melakukan tahap pengembangan,” sambung dia.

AKP Dimas memastikan pistol yang digunakan Kp saat beraksi bukan milik TNI AU. “Dari keterangan Kp itu [senpi] milik dia,” ujar dia.

Terpisah, Kepala Dinas PUPR Sragen, Marijo, beberapa kali dihubungi Solopos.com melalui ponsel tidak merespons. Saat wartawan mendatangi kantornya, dia sedang rapat.

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, aksi teror penembakan membuat gempar warga Banjar Asri RT 004/RW 010, Nglorog, Sragen, pada Jumat (21/7/2017) pukul 04.30 WIB.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya