SOLOPOS.COM - Suasana Puskesmas Gajahan, Rabu (18/7/2012) yang menjadi lokasi perawatan bayi yang sebelumnya ditemukan warga Pasar Kliwon. Namun keberadaan bayi itu kemudian sempat misterius karena pihak puskesmas lantas terkesan merahasiakan keberadaannya. (JIBI/SOLOPOS/Daniel Ari Purnomo)

Suasana Puskesmas Gajahan, Rabu (18/7/2012) yang menjadi lokasi perawatan bayi yang sebelumnya ditemukan warga Pasar Kliwon. Namun keberadaan bayi itu kemudian sempat misterius karena pihak puskesmas lantas terkesan merahasiakan keberadaannya. (JIBI/SOLOPOS/Daniel Ari Purnomo)

Di balik kisah nasib bayi temuan warga Pasar Kliwon yang kini sedikit simpang siur karena belum jelasnya keberadaan bayi itu saat ini, ada lontaran harapan dari seseorang yang kali pertama menemukan bayi tersebut. Dia adalah Khumaidi, 66. Dialah yang menemukan sesosok bayi terbalut sajadah di teras rumahnya di Menangan RT 007/RW 001, Joyosuran, Pasar Kliwon, Solo, Senin (9/7/2012) pagi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Yang saya ketahui, bayi itu hendak diadopsi oleh seorang dosen UNS Solo yang lama tidak punya anak. Secara ekonomi mampu,” kata Khumaidi, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Rabu (18/72012). Apa yang diutarakan Khumaidi bukan tanpa alasan, sebab beberapa hari lalu ada petugas Puskesmas Gajahan mendatangi rumahnya untuk meminta persetujuan. Dalam isi surat persetujuan tersebut, Khumaidi disuruh untuk menandatangani dan menyetujui. “Kalau enggak salah, pengadopsi itu piyayi Sangkrah, Pasar Kliwon. Informasinya mempunyai rumah di daerah Palur, Karanganyar,” kata Khumaidi mengingat pembicaraan dengan petugas puskesmas waktu itu.

Namun sayangnya, Khumaidi dan istri, Sari, 62, agak kecewa pada petugas puskesmas yang tidak memberitahu nama dan alamat si pengadopsi tersebut. Padahal, maksud Khumaidi hanya ingin tahu keberadaan bayi apabila kelak akan menengoknya. “Saya ini hanya kasihan pada nasib bayi itu. Bukan maksud apa-apa, saya sebenarnya siap merawat, namun melihat umur yang tidak memungkinkan akhirnya saya serahkan kepada pihak Puskesmas Gajahan. Siapa tahu ada orang yang benar-benar merawat bayi tersebut,” terang Khumaidi.

Khumaidi sampai saat ini menyakini bahwa bayi itu sudah diadopsi oleh dosen yang beristrikan bidan atau perawat. Saat disinggung mengenai keberadaan bayi yang dititipkan pada Dinas Sosial, Khumaidi tidak mengetahui. “Saya enggak tahu Mas. Niat saya dari awal mung nulung. Saya turut menandatangani surat persetujuan itu dengan harapan bayi dapat dirawat baik oleh orang yang bertanggungjawab,” papar Khumaidi.

Kapolsek Pasar Kliwon, AKP Parni Handoko, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol Asjima’in, menegaskan bahwa aparat kepolisian hanya membuat surat rekomendasi untuk perawatan bayi kepada Puskesmas Gajahan. “Wilayah kami yakni menyelidiki siapa identitas orangtua bayi tersebut. Selain itu, bukan kewenangan aparat kepolisian,” papar Parni.

Saat Solopos.com berusaha mengonfirmasi kepada petugas Puskesmas Gajahan, semua petugas bungkam. “Silakan ketemu langsung saja sama Kepala Puskesmas, saya tidak berwenang memberikan keterangan,” ujar petugas yang enggan disebutkan namanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya