SOLO–Bungker tua diduga peninggalan Belanda di Kompleks Balaikota Solo ditemukan di lahan yang disiapkan pemkot untuk pembangunan gedung baru khusus pelayanan publik. Penemuan tersebut tidak mempengaruhi rencana pembangunan gedung.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Namun demikian, Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto, kepada wartawan, Kamis (9/8/2012) memastikan pemkot akan tetap pada rencana semula untuk membangun gedung baru di lahan tersebut.
“Tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian desain jika memang bungker itu terbukti merupakan peninggalan bernilai sejarah. Bungker tetap akan dilestarikan,” jelas Budi.
Budi mengatakan detail engineering design (DED) gedung tersebut sudah dibuat dan anggarannya pun sudah diusulkan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) senilai Rp11 miliar. Menurut Budi, gedung baru itu sangat dibutuhkan untuk pelayanan publik, khususnya pelayanan administrasi kependudukan yang kondisinya saat ini dinilai sangat jauh dari representatif. Sedangkan untuk memindahkannya ke lokasi lain, sudah tidak ada tempat lain di Kompleks Balaikota.
Budi melanjutkan, masih butuh waktu untuk membuktikan bahwa bungker yang diduga berada di bawah reruntuhan Gedung PKK dan Dharma Wanita yang ambruk beberapa waktu lalu itu merupakan bangunan bernilai sejarah dan penanda peradaban. Pihaknya akan menunggu dan jika memang terbukti, maka pembangunan gedung baru akan diubah desainnya supaya tak merusak bungker.
Sementara itu, Wakil Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan pembangunan gedung baru di atas lahan yang diduga terdapat bungker harus dibicarakan dulu dengan Walikota, karena itu menyangkut kebijakan. Namun satu hal yang jelas, Rudy mengaku sangat mendukung eksplorasi bungker itu. Menurutnya, suatu saat bungker itu bisa menjadi aset wisata.
“Saya sudah lama tahu adanya bungker itu, wong Bapak saya dulu pejuang dan sering cerita. Bahkan saya yakin bungker itu terhubung dengan bungker lain, termasuk yang di bawah Hotel Sahid Kusuma,” jelas Rudy.