SOLOPOS.COM - Sejumlah pemangku kepentingan di Wonogiri berdiskusi mengenai optimalisasi standar pelayanan minimal layanan TBC di aula salah satu rumah makan di Wonogiri, Selasa (5/9/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Standar pelayanan minimal (SPM) layanan tuberkulosis atau TBC di Wonogiri dinilai sudah cukup baik, terlihat dari jumlah cakupan pemeriksaan orang terduga TBC yang sudah melebihi 100% dari target sekitar 7.000 pemeriksaan pada Januari 2023-Agustus 2023. 

Namun, penemuan dan pengobatan kasus TBC selama Januari-Agustus 2023 ternyata masih di bawah target yaitu 71,67%. Target penemuan dan pengobatan TBC ditetapkan 90% atau 1.419 kasus. Diperlukan kolaborasi lintas sektor untuk penanganan TBC demi mencapai target eliminasi penyakit TBC pada 2030 di Wonogiri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu terungkap dalam Pertemuan Tindak Lanjut Komunitas dan Pemangku Kepentingan Jejaring DPPM untuk Optimalisasi Pemenuhan SPM layanan TBC di Wonogiri yang diselenggarakan Mentari Sehat Indonesia (MSI) di aula salah satu rumah makan di Wonogiri, Selasa (5/9/2023).

Staf Program MSI Wonogiri, Wahyu Uliartha, mengatakan SPM layanan TBC di Wonogiri sudah sebenarnya cukup baik. Hal itu tampak dari jumlah cakupan pemeriksaan orang terduga TBC yang sudah melebihi 100% dari target sekitar 7.000 pemeriksaan pada Januari 2023-Agustus 2023. 

Dia menyebut salah satu indikator dasar SPM adalah cakupan pemeriksaan terhadap orang terduga TBC. Menurut dia, mereka yang terduga TBC adalah orang berkontak erat dengan orang positif TBC. 

Hanya, Ulli, sapaan akrabnya, menyebut penemuan dan pengobatan kasus TB selama Januari-Agustus 2023 ini masih di bawah target yaitu baru 71,67% dari target yang ditetapkan 90%. 

“Sebenarnya SPM layanan TBC di Wonogiri ini memang sudah bagus dan itu merata di semua daerah Wonogiri. Tetapi penanganan TBC ini masih ada PR. Wonogiri belum ada RAD [rencana aksi daerah] penanggulangan TBC. Padahal ini sangat penting,” kata Ulli saat diwawancarai Solopos.com, Rabu (6/9/2023). 

Dia menerangkan RAD penanggulangan TBC ini perlu dibentuk untuk mendukung target Wonogiri eliminasi TBC pada 2030. Dengan RAD berarti penanggulangan TBC tidak hanya dilakukan Dinas Kesehatan atau yayasan dan kelompok pemerhati TBC, melainkan semua stakeholder. 

Ulli menjelaskan selama ini penanggulangan TBC di Wonogiri masih didominasi di desa-desa. Sementara penanganan TBC di tempat kerja dan pendidikan yang notabene rentan menjadi tempat penularan TBC belum tertangani dengan optimal.

Kesulitan Melacak Orang Positif TBC

Tanpa dukungan penanagan TBC lintas sektor, sulit mencapai target eliminasi TBC pada 2023 di Wonogiri. “Di tempat kerja misalnya, Dinas Tenaga Kerja harus aware dengan itu. Bagaimana cara penanganan pekerja TBC di pabrik misalnya. Bagaimana biar mereka tetap mendapatkan hak untuk tidak di-PHK meski kena TBC,” ujar dia.

Ia menambahkan salah satu kesulitan dalam penanganan TBC yaitu orang yang positif TBC tidak terbuka karena mereka takut akan di-PHK dari pekerjaan. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri, Satyawati, menyampaikan sepanjang Januari-Agustus 2023 jumlah temuan kasus TBC di Wonogiri ada 918 orang.

Jumlah kasus itu baru 64% dari target yang ditetapkan sebanyak 1.419 kasus. Ada beberapa faktor mengapa target itu belum tercapai, antara lain sulitnya melacak orang positif TBC tetapi tanpa gejala. 

Satyawati menyebut sebenarnya SPM layanan TBC di Wonogiri sudah baik. Investigasi kontak terhadap orang terduga TBC sudah dilakukan, bahkan melebihi target. Semua Puskesmas di Wonogiri pun melayani pasien TBC. Ada 34 puskesmas yang menjadi satelit TBC resisten obat. 

“Cakupan pemeriksaan orang terduga TBC di Wonogiri malah sudah melebihi target. Tetapi memang penemuan kasus TBC aktif baru 64% [dari target],” kata Satyawati saat ditemui Solopos.com di Kantor Dinkes Wonogiri, Rabu.

Satyawati tidak memungkiri masih ada sejumlah tantangan dalam penanganan TBC di Wonogiri, salah satunya belum terbentuk RAD. Dinkes Wonogiri saat ini dalam proses menyusun RAD penanggulangan TBC.

Tetapi hal itu perlu proses, termasuk proses menyatukan persepsi dan membangun kesadaran lintas sektor organisasi perangkat daerah di Wonogiri mengenai TBC. “Memang tidak mudah, tetapi Ini menjadi PR kami dan harus dilakukan,” ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya