SOLOPOS.COM - Fosil kerbau purba (Bubalus Paleokarabau) yang masih berada dilokasi penemuan awal di Dusun Grogolan Wetan, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, ditunjukan oleh Korlap Ekavasi Situs Grogolan Wetan, Ruly Fauzi, Selasa (3/9/2013). (Himawan Ardhi R/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN — Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional menemukan fosil kepala Bubalus Paleokarabau (kerbau purba) di situs Grogolan Wetan, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh. Fosil tersebut dinilai sebagai masterpiece karena ditemukan dalam kondisi utuh. Rencananya fosil tersebut akan dipindahkan sebagai upaya konservasi.

Lokasi penemuan fosil tersebut dilereng bukit dengan kemiringan 40 derajat, di dekat lokasi tersebut pada 2011 pernah dilakukan penggalian dengan penemuan beberapa artefak. Sementara pada 2013, tim yang diketuai Prof. Truman Simanjuntak ini, kembali melakukan penggalian.  Ternyata dua meter dari lokasi kotak gali  tersebut ditemukan fosil kepala kerbau.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Koordinator lapangan ekavasi situs Grogolan Wetan, Ruly Fauzi, saat ditemui Solopos.com di lokasi penggalian, Selasa (3/9/2013), mengatakan temuan fosil kepala ini merupakan masterpiece karena keutuhan bentuknya. Dia mengungkapkan sejak ditemukan, Sabtu (31/8), empat hari tim melakukan pembersihan material tanah pada fosil tersebut.

“Kami akan melakukan pembersihan kemudian akan memberikan zat untuk memperkuat fosil yang rapuh ini, selanjutnya akan kami tuangkan silikon atau fiber untuk membuat cetakan. Fosil ini akan kami angkat, tetapi dilokasi ini akan dibuat display,” ujar pria yang pernah menempuh pendidikan di Italia ini.

Pada awalnya, benda purbakala ini ditemukan oleh pengawas tim ekavasi, Jatmiko, yang melihat sebentuk batu di dinding tebing. Setelah dilakukan pembongkaran, ternyata  ditemukan fosil kepala dengan rentang tanduk 1,20 meter. Diduga kepala kerbau ini sudah berumur 700.000-800.000  tahun karena ditemukan pada lapisan tanah kabuh.

“Penemuan masterpiece ini menjadi penemuan yang murni dari proses penggalian secara sistematis. Kebanyakan fosil di museum merupakan penyerahan dari masyarakat. Untuk itu dalam proses ini kami lakukan pencatatan secara detail baik tulisan dan gambar sebagai bahan penelitian,” terang dia.

Sementara itu, Arkeozolog, Mirza Ansyori, mengatakan jenis kerbau purba ini merupakan hewan migrasi dari daratan Asia Tengah. Pada zaman  early pleistosen laut diantara daratan Asia Tengah dengan daratan Jawa (sundaland) seringkali mengalami surut. Pada kondisi tersebut beberapa hewan melakukan migrasi, namun pada saat air pasang hewan-hewan tersebut akhirnya terjebak.

Bubalus Paleokarabau ini merupakan hewan purba yang  bermigrasi pada satu gelombang awal migrasi Early pleistosen, bersamaan dengan Stegodon (gajah purba) dan Servus (rusa),” ujar dia.

PENEMUAN FOSIL : Kerbau Purba Ditemukan di Situs Grogolan Wetan Sragen

Solopos.com, SRAGEN — Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional menemukan fosil kepala Bubalus Paleokarabau (kerbau purba) di situs Grogolan Wetan, Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh. Fosil tersebut dinilai sebagai masterpiece karena ditemukan dalam kondisi utuh. Rencananya fosil tersebut akan dipindahkan sebagai upaya konservasi.

Lokasi penemuan fosil tersebut dilereng bukit dengan kemiringan 40 derajat, di dekat lokasi tersebut pada 2011 pernah dilakukan penggalian dengan penemuan beberapa artefak. Sementara pada 2013, tim yang diketuai Prof. Truman Simanjuntak ini, kembali melakukan penggalian.  Ternyata dua meter dari lokasi kotak gali  tersebut ditemukan fosil kepala kerbau.

Koordinator lapangan ekavasi situs Grogolan Wetan, Ruly Fauzi, saat ditemui Solopos.com di lokasi penggalian, Selasa (3/9/2013), mengatakan temuan fosil kepala ini merupakan masterpiece karena keutuhan bentuknya. Dia mengungkapkan sejak ditemukan, Sabtu (31/8), empat hari tim melakukan pembersihan material tanah pada fosil tersebut.

“Kami akan melakukan pembersihan kemudian akan memberikan zat untuk memperkuat fosil yang rapuh ini, selanjutnya akan kami tuangkan silikon atau fiber untuk membuat cetakan. Fosil ini akan kami angkat, tetapi dilokasi ini akan dibuat display,” ujar pria yang pernah menempuh pendidikan di Italia ini.

Pada awalnya, benda purbakala ini ditemukan oleh pengawas tim ekavasi, Jatmiko, yang melihat sebentuk batu di dinding tebing. Setelah dilakukan pembongkaran, ternyata  ditemukan fosil kepala dengan rentang tanduk 1,20 meter. Diduga kepala kerbau ini sudah berumur 700.000-800.000  tahun karena ditemukan pada lapisan tanah kabuh.

“Penemuan masterpiece ini menjadi penemuan yang murni dari proses penggalian secara sistematis. Kebanyakan fosil di museum merupakan penyerahan dari masyarakat. Untuk itu dalam proses ini kami lakukan pencatatan secara detail baik tulisan dan gambar sebagai bahan penelitian,” terang dia.

Sementara itu, Arkeozolog, Mirza Ansyori, mengatakan jenis kerbau purba ini merupakan hewan migrasi dari daratan Asia Tengah. Pada zaman  early pleistosen laut diantara daratan Asia Tengah dengan daratan Jawa (sundaland) seringkali mengalami surut. Pada kondisi tersebut beberapa hewan melakukan migrasi, namun pada saat air pasang hewan-hewan tersebut akhirnya terjebak.

Bubalus Paleokarabau ini merupakan hewan purba yang  bermigrasi pada satu gelombang awal migrasi Early pleistosen, bersamaan dengan Stegodon (gajah purba) dan Servus (rusa),” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya