SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KLATEN — Mayat seorang nenek ditemukan telah membusuk di saluran irigasi sedalam 10 meter di Kopat Cilik RT 006/003, Gedong Jetis, Tulung, Selasa (17/9/2013) pagi. Korban yang diklaim oleh anggota keluarganya bernama Surani, 60, itu sempat dikira bangkai anak sapi yang dibuang di lokasi.

Mayat korban kali pertama ditemukan oleh warga Gedong, Gedong Jetis, Tulung, Supono, 46, sekitar pukul 08.00 WIB, Kamis (12/9/2013).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Saat itu, dia dan delapan orang rekannya tengah membersihkan saluran irigasi sedalam 10 meter di Kopat Cilik, Gedong Jetis,Tulung. Pembersihan saluran irigasi itu dilakukan sejak sekitar awal September lalu.

Kemudian, Supono dan rekannya mencium bau bangkai yang menyengat. Setelah ditelusuri, tidak jauh dari lokasi dia menemukan bangkai yang tertutup kain. Dia sempat mengira bangkai tersebut adalah anak sapi yang telah mati di saluran irigasi. Sebab, mayat yang dia temukan juga sudah tidak berwujud manusia lagi.

“Saya kira pedet [anak sapi], tapi kok ada pakaiannya,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Selasa. Namun, dia menghiraukan perasaan curiga itu dan memindahkan bangkai itu hingga tiga kali di sekitar saluran irigasi bersama rekannya.

Pada Selasa pagi, ada salah satu warga yang berceletuk kepada Supono. “Warga itu bilang mosok warga Kopat Cilik guwak pedet neng saluran irigasi, nganggo klambi sisan [masak warga Kopat Cilik membuang bangkai anak sapi di saluran irigasi, memakai pakaian lagi]’. Lalu saya mulai merasakan keanehan,” ungkapnya.

Sekitar pukul 07.15 WIB, dirinya dan rekannya kembali mencari bangkai tersebut. Dia lalu sedikit curiga karena bangkai itu mirip mayat manusia dan mengenakan daster berwarna merah dengan motif bunga.

Dia kemudian melaporkan hal tersebut kepada perangkat Desa Gedong Jetis. Setelah itu, perangkat desa setempat melaporkan penemuan mayat itu kepada aparat. Tidak berselang lama aparat dari Polsek Tulung, Polres Klaten, perangkat desa, Camat Tulung dan masyarakat memadati lokasi penemuan mayat.

Kemudian, salah satu warga  Kopat Gede RT 003/003, Gedong Jetis, Dayanu, 50, mengaku sebagai kerabat korban. Korban yang merupakan kakak kandung perempuannya itu bernama, Surani, 60.

“Saya tahu dari ciri tubuhnya yang semper dan sedikit perot. Selain itu, saya juga hafal pakaiannya,” ungkapnya kepada wartawan di lokasi, Selasa (17/9/2013).

Menurutnya, korban yang telah berusia senja itu mengalami kelainan mental. Korban telah menghilang dari rumah sejak tiga hari memasuki bulan puasa pada Juli kemarin.

Pihaknya juga menolak korban di autopsi oleh aparat. Jenazah korban rencananya dimakamkan saat itu juga, Selasa siang. Dia dan keluarga telah ikhlas dengan kepergian Surani.

Sementara, dokter dari Puskesmas Tulung, Drg Harintoko, yang saat itu melakukan visum pada tubuh luar korban tidak bisa memastikan korban meninggal dengan wajar.

“Kami tidak bisa memastikan sebab meninggalnya korban. Sebab, membutuhkan identifikasi sampai dalam karena kondisi fisik korban sudah hancur,” ungkapnya kepada Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya