Soloraya
Kamis, 2 September 2021 - 20:05 WIB

Penemuan Terowongan Kuno di Trucuk Bukan yang Pertama di Klaten, Sebelumnya Ditemukan di Tulung

Newswire  /  Ponco Suseno  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bangunan yang diduga terowongan kuno ditemukan di Klaten. (detik.com)

Solopos.com, KLATEN – Sebuah bangunan yang diduga terowongan kuno ditemukan oleh warga Dusun Samber, Desa Sabrang Lor, Kecamatan Trucuk, Klaten, Rabu (1/9/2021). Ini bukan kali pertama karena sebelumnya juga ditemukan terowongan kuno di Kecamatan Tulung, Klaten.

Penemuan bangunan yang diduga terowongan kuno di Trucuk itu bermula dari warga setempat yang menggali tanah untuk membuat pemancingan di lokasi tersebut. “Ini mau dibuat pemancingan. Kemarin saya dapat informasi ada terowongan ini lalu saya cek dan lapor pak lurah,” ungkap warga sekitar, Fajar Ari Widodo, seperti dikutip dari detik.com.

Advertisement

Warga cukup terkejut karena mendapati sebuah bangunan yang mirip terowongan. Meski, seluruh terowongan dipenuhi endapan tanah dan akar tumbuhan. Hanya tersisa ruang kosong setinggi 20 sentimeter dari endapan ke dinding terowongan bagian atas.

Baca Juga: Sering Banjir Keringat di Malam Hari? Waspadai Kanker Darah

Terowongan tersebut memiliki diameter sekitar 2 meter dengan posisi menyudut ke barat laut. Strukturnya berupa batu bata merah yang permukaannya bertekstur halus.

Advertisement

Batu bata tersebut berukuran sekitar 30×5 sentimeter. Tampak batu bata disusun tidak menggunakan semen melainkan semacam tanah merah. Struktur bangunan itu disebut sudah tak memiliki mulut terowongan. Khawatir struktur diduga terowongan itu situs cagar budaya, warga langsung melapor ke pemerintah desa.

“Batu batanya keras karena kena backhoe saja tidak mudah pecah. Menurut bapak saya umurnya 76 tahun, di sini dulu itu kolam air sejak zaman Belanda. Tapi tidak tahu ada terowongannya,” lanjutnya.

Terowongan PG Tjokro Toeloeng

Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya, penemuan terowongan kuno juga terjadi di Klaten pada November 2019 lalu. Terowongan itu diduga merupakan terowongan De Suiker Fabriek Tjokro Toelong alias terowongan Pabrik Gula (PG) Tjokro Toeloeng di zaman Belanda.

Advertisement

Terowongan tersebut berada sekitar 6,25 meter dari permukaan tanah dan terpendam di bawah permukiman warga. Panjanganya pun mencapai ratusan meter. Namun saat ini, warga baru membuka akses secara manual sepanjang 100 meter. Pangkal terowongan ini diduga berpusat di bekas PG Tjokro Toeloeng yang saat ini dibangun Pasar Cokro.

Baca Juga: Awalnya Ditolak, Beras Organik Sirtanio Kini Ada di 1.800 Supermarket

Salah satu tokoh pemuda di Cokro Kembang, Suryanto, 42, warga di Cokro Kembang tak mengira di bawah rumah beberapa warga terdapat terowongan peninggalan zaman Belanda. Sewaktu kecil, Suryanto sering bermain di dekat mulut terowongan.

“Dulu saya sering bermain di depan mulut terowongan itu. Tapi juga enggak tahu kalau di situ adalah mulut terowongan [nyaris tertutup lumpur]. Saat saya kecil, banyak yang bermain di sana. Kali di Pusur itu ya digunakan untuk mandi, ngguyang kerbau, dan aktivitas warga lainnya,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif