SOLOPOS.COM - Sejumlah lampu PJU yang ada di Jl Solo Jogja, tepatnya di kawasan Delanggu, Klaten, mati. Akibatnya, kondisi jalan menjadi gelap gulita dan rawan kecelakaan. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

 Sejumlah lampu PJU yang ada di Jl Solo Jogja, tepatnya di kawasan Delanggu, Klaten, mati. Akibatnya, kondisi jalan menjadi gelap gulita dan rawan kecelakaan. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)


Sejumlah lampu PJU yang ada di Jl Solo Jogja, tepatnya di kawasan Delanggu, Klaten, mati. Akibatnya, kondisi jalan menjadi gelap gulita dan rawan kecelakaan. Foto diambil belum lama ini. (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Klaten mewaspadai banyaknya titik penerangan jalan umum (PJU) yang rusak karena peralihan musim.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pantauan Solopos.com di sepanjang Jl. Solo-Joga, puluhan titik PJU mengalami kerusakan. Kerusakan lampu itu tersebar di sejumlah titik seperti Prambanan, Jogonalan, Ceper, Delanggu, hingga Tegalgondo.

Kerusakan tidak hanya terjadi pada satu dua titik, namun ada juga lampu yang mati hingga berderet yang jaraknya mencapai ratusan meter, seperti di kawasan Karang, Delanggu. Di titik tersebut, hampir semua lampu PJU mati. Hal itu mengakibatkan jalan provinsi di kawasan tersebut gelap gulita saat malam hari, sehingga rawan terjadi kecelakaan karena minim penerangan.

Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan dan Pertamanan DPU Klaten,  Marsono, mengatakan banyaknya PJU yang rusak itu salah satunya diakibatkan oleh peralihan musim seperti sekarang ini.

“Jadi, kondisi yang kadang hujan dan panas membuat suku cadang PJU mengembun dan akhirnya rusak,” paparnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu (4/12).

Saat ini, DPU merawat sekitar 1.500 PJU yang tersebar di seluruh Klaten. Dari jumlah tersebut, 20% di antaranya kini dalam kondisi mati atau rusak. Pihaknya mengaku belum bisa mengkaver seluruh PJU yang rusak. Selain keterbatasan anggaran perawatan, DPU juga kekurangan personel. Oleh sebab itu, dia berharap adanya masyarakat yang melaporkan kerusakan PJU, sehingga DPU bisa segera melakukan tindakan.

Pada 2013 ini, DPU Klaten memiliki anggaran Rp200 juta dari APBD. Secara rinci, Rp200 juta itu terdiri atas Rp100 juta dari APBD murni dan Rp100 juta dari APBD perubahan. Dia mengaku dengan anggaran tersebut belum bisa merawat seluruh PJU yang rusak.

“Oleh sebab itu, kami memprioritaskan PJU yang rusak di daerah yang dianggap rawan kecelakaan, seperti di perempatan, pertigaan dan jembatan,” katanya.

Sementara, Kasi PJU Bidang Kebersihan dan Pertamanan DPU Klaten, Jarot Wahyudi, menambahkan saat ini pihaknya juga kekurangan fasilitas untuk memperbaiki lampu yang rusak. Salah satunya adalah truk teleskopik yang biasa digunakan untuk memperbaiki PJU.

“Saat ini kami baru memiliki satu truk (teleskopik), itu pun selang seling digunakan untuk pemeliharaan lampu dan pemotongan ranting pohon,” paparnya kepada Solopos.com, belum lama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya