Indah Septiyaning Wardani / Kaled Hasby Ashshidiqy | SOLOPOS.com
Solopos.com, KARANGANYAR — Kebijakan penerapan pakaian adat untuk seragam sekolah di Kabupaten Karanganyar belum diputuskan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar masih menunggu keputusan resmi Pemerintah Pusat ihwal kebijakan tersebut. Selain itu penerapan pakaian adat juga menunggu keputusan Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Sekretaris Disdikbud Karanganyar, Nurini Retno Hartati, mengatakan sejauh ini belum menerima salinan keputusan Kemendikbudristek mengenai penerapan pakaian adat untuk seragam sekolah.
Saat ini siswa Karanganyar masih menggunakan pakaian seragam merah putih untuk SD dan OSIS untuk SMP. Kemudian pakai pakaian batik sekolah dan pramuka.”Kalau pakaian adat untuk seragam sekolah belum ada. Kita masih tunggu surat resmi dari pusat,” kata dia kepada Solopos.com, Senin (24/10/2022).
Menurut Nurini, penerapan pakaian adat untuk seragam sekolah pasti akan menimbulkan pro kontra di kalangan orang tua siswa. Apalagi sesuai aturan sekolah dilarang memungut uang seragam. Tentunya jika itu diterapkan akan memberatkan orang tua siswa.
Menurut Nurini, penerapan pakaian adat untuk seragam sekolah pasti akan menimbulkan pro kontra di kalangan orang tua siswa. Apalagi sesuai aturan sekolah dilarang memungut uang seragam. Tentunya jika itu diterapkan akan memberatkan orang tua siswa.
Baca Juga: Wonogiri bakal Kaji Aturan Pakaian Adat Siswa, Wali Murid Tak Ingin Terbebani
Mereka harus membelikan seragam pakaian adat bagi putra putrinya. Meski demikian jika hal itu menjadi keputusan pemerintah pusat, maka daerah tetap akan mengikutinya.”Kita tunggu dawuhnya Pak Bupati saja bagaimana. Sejauh ini belum ada keputusan dari pak Bupati soal seragam adat sekolah ini,” katanya.
“Nanti kalau sekolah ribet harus pakai pakaian adat. Penggunaan pakaian adat harusnya cukup acara tertentu saja misalnya peringatan Hari Kartini. Jangan lantas dijadikan seragam sekolah,” tuturnya.
Baca Juga: Disdikbud Sragen Tak Wajibkan Pakaian Adat Jadi Seragam Sekolah
Sebagaimana diketahui Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi mengeluarkan Peraturan Nomor 50/2022 tentang pakaian seragam sekolah pendidikan dasar dan menengah. Dalam aturan itu ada ketentuan pakaian adat untuk seragam sekolah.
Model dan warna baju adat ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dengan memperhatikan hak peserta didik dalam menjalankan agama sesuai keyakinannya. Penggunaan baju adat peserta didik boleh ditetapkan pada hari atau acara adat tertentu.
Dijelaskan dalam pasal 12 tersebut, pengadaan seragam sekolah menjadi tanggung jawab orang tua atau wali murid peserta didik. Bagi peserta didik yang kurang mampu secara ekonomi dapat diprioritaskan untuk dibantu dalam pengadaan seragam sekolah oleh Pemerintah Pusat, Pemda, sekolah ataupun masyarakat.
Baca Juga: Peringati Sumpah Pemuda, 78 Guru SMAN 2 Sragen Kenakan Pakaian Adat
Pihak sekolah diimbau untuk tidak membebankan orang tua atau wali murid dalam membeli pakaian seragam sekolah baru pada setiap kenaikan kelas atau penerimaan peserta didik baru.